Mohon tunggu...
Iraa
Iraa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Keep Humble and Have Fun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tempat Ibadah untuk 3 Agama? Kok Bisa??

17 Maret 2022   23:38 Diperbarui: 17 Maret 2022   23:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo temen-temen, gimana nih kabar kalian?

Semoga sehat selalu ya..

Oiya guys, jangan bosen ya sama tulisan artikelku yang agak random ini hehe..

Kita sebagai pelajar, tentu saja antusias dengan kata libur.. 

Nah, di hari libur khususnya hari sabtu dan minggu, aktivitas apa sih yang biasanya kalian lakukan? 

Atau mungkin dari temen-temen yang memiliki hobi jalan-jalan dan ga betah di rumah, kalian pergi kemana aja nih?

Apa hanya nongkrong di cafe? Ah sudah biasa ya kalo sekadar nongkrong di cafe aja. 

Oiyaa, kali ini aku sedikit mau sharing seputar tempat ibadah nih sama kalian semuaaa selaku temen-temen onlineku. 

Wahh apa tuh? 

Oke, yuk langsung mulai aja..

Pada tanggal 15 Maret 2022, tepatnya di Hari Selasa. Aku ditelfon sama temen laki-lakiku eh lebih tepatnya doi deh..

Dia nelfon ngajak ke salah satu tempat ibadah yang ada di Malang yaitu klenteng Eng An Kiong.

Wahh nama tempatnya menarik bukan?

Oke, next..

Akhirnya aku di jemput sama dia dan kita langsung bergegas pergi ke klenteng itu. 

Sampai disana, tentu saja aku ditanya oleh pak satpam yang menjaga klenteng itu. Setelah aku jelaskan maksud dan tujuan ku untuk datang ke klenteng itu, akhirnya aku diberi izin untuk masuk ke dalam klenteng itu.

Ketika aku masuk, ternyata klenteng itu sedang ada perbaikan atau di renovasi bagian depannya. Tapi menurut ku, itu tidak menjadi sebuah masalah sih hehe..

Eitss bentar-bentar, aku dari tadi bahas seputar tempat ibadah klenteng, apakah kalian semua tau klenteng itu apa?

Aku sih yakin, ga semua orang tau klenteng itu apa, bahkan bisa aja ada yang baru denger nama klenteng itu.

Oke, klenteng itu adalah suatu bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah oleh orang-orang yang menganut agama konghucu.

Klenteng yang aku datangi pada hari selasa, yaitu klenteng Eng An Kiong.

Klenteng tersebut, merupakan salah satu bangunan tua yang berada di Kota Malang dengan dibangun menggunakan konsep arsitektur nuansa gabungan dari Tiongkok dan Eropa. Alhasil dari konsep arsitektur tersebut, membuat masyarakat sekitar tertarik untuk mengunjungi bangunan klenteng itu. 

Ternyata, klenteng tersebut berlokasi di Jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang. Klenteng tersebut memilki luas bangunan sekitar 5.000 persegi. 

Bangunan klenteng dihiasi dengan warna merah dan kuning yang menjadi ciri khasnya.

Warna merah memiliki makna kehidupan, kebahagian dan keberanian. Sedangkan warna kuning memilik makna keagungan.

Dibagian depan bangunan terdapat beberapa pilar cantik yang dihiasi oleh ukiran-ukiran. Salah satu ukirannya yaitu berbentuk naga.

Selain itu, terdapat juga beberapa lukisan yang tentu saja memiliki suatu makna tersendiri. 

Klenteg juga memiliki keunikan loh, yaitu dikenal dengan sebutan klenteng Tri Dharma yang memiliki arti Klenteng digunakan sebagai tempat ibadah oleh 3 agama, yaitu bagi penganut agama konghucu atau yang kita kenal dengan sebutan ji, Too (Tao), dan sik (buddha).

Salah satu anggota humas dari klenteng Eng An Kiong menjelaskan, klenteng dibangun pada 1825 (2564 tahun imlek) atas prakarsa dari Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong). Dia merupakan keturunan ketujuh dari seorang jenderal di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok.

Klenteng dibangun dalam 2 periode. Bangunan pertama yakni ruangan tengah, dikerjakan pada 1825. Kemudian menyusul bangunan lainnya pada 1895 hingga 1934.

Hal tersebut tertulis di prasasti berbahasa Tiongkok di dalam bangunan klenteng. Dalam prasasti itu tertulis tahun pembangunan dan nama-nama orang yang menyumbang dana untuk klenteng tersebut.

Sementara itu, nama Eng An Kiong bermakna Istana Keselamatan Yang Abadi. Nama tersebut berasal dari bahasa Tiongkok. Secara harafiah, 'Eng' berarti abadi, 'An' berarti keselamatan, dan 'Kiong' bermakna istana.

Klenteng juga mempunyai kegiatan rutin berbagai macam upacara ritual. Pengunjung bisa mengikuti ataupun menyaksikan keunikan tradisi klenteng dan masyarakat Tionghoa saat ritual diadakan.

Salah satu ritual yang kerap menarik perhatian masyarakat yakni upacara sedekah bumi sebagai kegiatan sembahyang kepada leluhur. Tradisi asal Tingkok itu rutin digelar setiap bulan 7 tanggal 15 bulan Lunar. "Di Tiongkok, pada bulan itu terjadi paceklik hebat. Kami selalu berdoa agar bumi tidak terjadi paceklik,"

Pada upacara sedekah bumi, pihak klenteng membagikan sembako kepada seluruh masyarakat yang datang. Tak hanya jamaah klenteng, namun juga masyarakat di sekitar klenteng. Bahkan tak jarang warga sampai mengantre saat menghadiri upacara tersebut.

Selanjutnya ada upacara Cap Go Meh. Melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi kalangan Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama.

Pada tradisi ini, Klenteng Eng An Kiong menyediakan hidangan yang berisi lontong, ayam, telor, dan sayuran rebung. Seluruh masyarakat bisa bebas menyantap hidangan secara gratis. Mereka hanya perlu mengantre untuk menunggu giliran mendapatkan lontong Cap Go Meh.

Selain itu, ada seni yang terkenal di klenteng ini. Yaitu wayang Potehi.

Wayang Potehi adalah salah satu kesenian khas dari Tiongkok yang terbuat dari kain dan digerakkan dengan menggunakan tangan. Saat datang ke Klenteng Eng An Kiong, kamu bisa melihat area yang biasa digunakan untuk melakukan pertunjukkan ini. Terasa seperti menonton pertunjukkan wayang golek!.

Selain bisa merasakan nuansa bangunan yang kaya akan sejarah, di Klenteng Eng An Kiong juga bisa belajar mengenai bagaimana hidup rukun dan damai. Meskipun berasal dari agama, ras, dan latar belakang berbeda.

Asik bukan? Yuk coba datang ke Klenteng Eng An Kiong yang terletak di Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun