Mohon tunggu...
Ira Maria Fran Lumbanbatu
Ira Maria Fran Lumbanbatu Mohon Tunggu... Dosen - Seorang wanita single, independent, sedikit introvert tapi sangat membuka diri utk pertemanan :)

Saya tidak bisa berbagi materil tetapi saya akan berbagi informasi kepada para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tarakan dan Pesonanya

1 Maret 2020   00:36 Diperbarui: 1 Maret 2020   01:00 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Rumah Adat Tidung, sekilas menurut Saya sangat mirip dengan budaya melayu karena warna kuning yang mendominasi interior rumah adat tersebut.  Tetapi setelah Saya amati lebih teliti, rumah adat ini sangat berbeda dengan rumah adat lainnya khususnya melayu.

Rumah adat ini berbentuk panggung (terbuat dari kayu ulin) dan memiliki struktur yang berbeda dan pastinya memiliki nilai-nilai filosofis tersendiri. Ketika mengunjungi rumah adat ini, pengunjung biasanya akan disajikan musik adat daerah setempat berupa instrumental yang sangat menenangkan hati pengunjung karena musik instrumental ini sangat lembut dan mendayu seakan mencoba memberikan rileksasi kepada para pengunjungnya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Dari sejarah kita beralih ke Hutan Manggrove di Tarakan. Adakah teman-teman pencinta hewan/ satwa disini? Saya tidak termasuk orang yang punya hewan peliharaan sekarang ini, tetapi dulu semasa kecil kami punya beberapa hewan peliharaan tepatnya bukan milik Saya tetapi Ayah Saya. Pada saat itu  kami diberikan tugas untuk mengurusi setiap hewan yang ada.

Saat ini, Saya tetap merasa hewan punya peran penting dalam kehidupan manusia dan memberikan banyak pengaruh terhadap bumi. Oleh karena itu, tidak lengkap rasanya jika  pergi ke Tarakan tanpa mengunjungi Hutan Manggrove Bekantan.

Jika di Medan (tepatnya Bukit Lawang) kita bisa temukan Orang Utan, di Tarakan kita bisa temukan Bekantan (monyet hidung panjang). Bekantan ini hidup di Hutan Manggrove yang merupakan kawasan konservasi dengan luas kurang lebih 22 hektar. Jalan untuk menyusuri hutan ini adalah jambatan panjang yang terbuat dari kayu ulin.

Sangat disayangkan disaat itu tak ada satupun Bekantan yang muncul. Saya mendapat informasi bahwa hewan Bekantan ini adalah hewan yang sangat pemalu,  mungkin inilah sebabnya kami tidak menemukan Bekantan disaat itu.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kita masuk kepembahasan yang terakhir tentang harga makanan di Tarakan, menurut Saya harga makanan disini tidak tergolong mahal masih dapat dimaklumi dikala itu (karena harga-harga sekarang saya tidak tahu).

Menurut info yang Saya dengar saat itu, harga-harga yang menjulang tinggi lebih kepada hasil pertanian, mungkin karena hasil pertanian tidak cukup baik di pulau tersebut. Orang-orang di Tarakan juga tidak kalah dengan orang-orang di kota-kota besar lainnya, hal ini dibuktikan dengan pengamatan Saya ketika berada di taman berlabuh.

Mereka sama sekali tidak ketinggalan dalam pemahaman teknologi. Pada saat itu, saya malah cukup kaget melihat suasana di taman berlabuh, sudah banyak anak-anak yang bermain dengan Smart Balance Wheel dan Grab Wheels. Disaat itu alat ini masih jarang ditemukan, bahkan untuk Grab Wheels malah penyewaannya masih baru-baru ini diadakan  di Soetta. 

taman-berlabuh-5e5aa1af097f361bee0d6464.png
taman-berlabuh-5e5aa1af097f361bee0d6464.png
Demikian sedikit penjelasan Saya mengenai pengalaman Saya selama di Tarakan. Semoga teman-teman dapat menikmati tulisan ini. Oh iya, Bandara Juwita adalah satu-satunya bandara menuju Tarakan dengan fasilitas yang yang cukup baik, karena bandara ini adalah salah satu bandara internasional di Indonesia.

Sebenarnya ada satu tempat yang harus dikunjungi disekitar Tarakan yaitu Pulau Derawan.  Pulau ini mirip dengan Raja Empat di Papua. Semoga suatu hari bisa mengunjungi Derawan. See you teman-teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun