Hal-hal seperti itu sangatlah tidak bermoral dan bertentangan dengan kode etik sebagai seorang pejabat publik, lebih dari itu jika hal tersebut terus dilakukan, maka korbannya adalah para rakyat yang mengharapkan keadilan dari para pemimpin negaranya yang mana mereka berharap penuh akan kesejahteraan dan kemakmuran namun justru malah mendapatkan kebalikannya, yaitu penghinaan besar yang tak bermoral yang diberikan oleh para pejabat publik yang mana sudah diberikan sudah diberikan kepercayaan untuk bisa membawa negaranya untuk maju tetapi justru mengkhianatinya.Â
Rakyat terus-menerus ditekan untuk patuh terhadap aturan yang dibuat oleh penguasa dan bawahannya, namun justru malah ditingkatan atas banyak sekali pelanggaran yang mereka lakukan.Â
Hal ini juga terlihat didalam dunia politik di Indonesia yang mana ketika para penguasa atau bawahannya melakukan pelanggaran, namun tidak diadili atau dihukum sebagaimana mestinya atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan pelanggaran yang telah mereka perbuat.
Untuk itulah, seorang penguasa harus memiliki ketegasannya dalam menjalankan hukum-hukum yang berlaku. Penegakan hukum yang jujur, adil dan transparan, memberikan hukuman yang sesuai dengan beratnya pelanggaran yang diperbuat, tidak peduli meskipun itu keluarga atau saudaranya sendiri, hukum tetaplah hukum, harus ditegakkan dan dilaksanakan.Â
Bila mana seorang penguasa berani dengan tegas dan lantang dalama menegakkan hukum, maka banyak dari para rakyat yang senantiasa akan terus percaya dan patuh kepada sang penguasa.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Konfusius, "ada tiga unsur dalam sebuah negara, yaitu militer, pangan dan kepercayaan rakyat. Bila ada yang harus dikorbankan, maka militer lebih dulu dan bila mana ada yang harus dikorbankan lagi, maka korbankan pangan."
Dari perkataan Konfusius tersebut, meskipun harus hancur lebur ataupun kelaparan, yang terpenting adalah penguasa harus bisa menjaga kepercayaan dari rakyatnya.Â
Dalam kondisi apapun, bila mana kepercayaan rakyat bisa dijaga, maka senantiasa rakyat akan dengan sukarela terus patuh dan mengikuti sang penguasa tersebut, karena sejatinya sulit untuk bisa membangun kepercayaan dari rakyat dari pada harus membangun kembali negara yang hancur.Â
Dan harus terus diingat pula, bahwa rakyat pun harus terus mengawasi dan mendukung penuh sang penguasa. Haruslah ada sinergi anatar keduanya, antara sang penguasa dan rakyatnya dan harus terus diingat juga, jangan sekali-kali kamu bertanya apa yang telah negara perbuat untukmu, namun tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang telah kamu perbuat untuk negaramu.
Special thanks, written by : Iqram
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H