Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid Nabi, Momentum Pemuda Sebarkan Pesan Perdamaian

20 November 2018   23:14 Diperbarui: 20 November 2018   23:37 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada  bulan Rabiul Awal, mayoritas umat Islam di berbagai belahan dunia  merayakan kelahiran nabi Muhammad, bahkan di Indonesia hari ini  dijadikan hari libur nasional.

Maulid nabi Muhammad pada hakikatnya  adalah bentuk rasa syukur karena Tuhan telah menciptakan manusia mulia  dan terbaik di muka bumi. Merayakan maulid berarti umat Islam  menghormati kelahiran nabi dengan cara memuliakannya dengan kembali  mengenang sejarah, menceritakan perjuangan beliau dalam mendakwahkan  Islam, dan banyak bersholawat kepadanya.

Berbicara mengenai maulid  nabi Muhammad tidak hanya sebatas ungkapan kegembiraan, lebih dari itu,  kita seyogyanya merenungkan sejauh mana perilaku kita telah sesuai dengan ajaran Rasulullah.

Nabi Muhammad diutus ke dunia untuk  menyampaikan risalah ketuhanan dan dicontoh segala sikap serta  perilakunya. Namun kenyataannya sekarang justeru berbanding terbalik,  begitu banyak umat yang saling bertikai, terpecah belah hanya karena  masalah furiyyah.

Sejenak mari kita telaah kembali apa tujuan kita  merayakan maulid nabi? Apakah keinginan untuk menguatkan persatuan dan  persaudaraan umat Islam atau sebatas menguatkan argumen boleh tidaknya  merayakan maulid?

Jika tujuannya adalah murni untuk kembali meneladi  Rasulullah, maka kita berkewajiban membangkitkan semangat ukhuwah  berbangsa karena beliau menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, persaudaraan, dan perdamaian.

Hasil akhirnya maulid akan menciptakan  masyarakat yang berperadaban. Namun jika tujuannya hanya untuk  memenangkan argumen bolehnya merayakan maulid, bisa jadi hasilnya adalah  perpecahan dengan saudara seakidah.

Tugas umat muslim zaman  milenial adalah menjadi agen yang dapat membangkitkan spirit rahmatan  lil alamin. Sebagaimana diketahui bahwa pesatnya perkembangan tekhnologi  memberikan tantangan baru bagi umat Islam.

Begitu banyak kita temui  pesan-pesan kebencian dan fitnah yang bertebaran dengan bebas di media  sosial. Akibatnya kita hanya disibukkan dengan saling menghujat, merasa  diri paling benar, membuang tenaga dengan sia-sia, hingga akhirnya lupa  untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.

Segala bentuk kebencian   harus dilawan dengan semangat meneladi perilaku Rasulullah.  Tanggungjawab tersebut harusnya banyak diemban oleh para generasi muda  Indonesia. Pemuda merupakan potensi paling penting karena mereka memiliki semangat dan idealisme yang jika diarahkan dengan benar akan  mampu menciptakan kemajuan bagi bangsa Indonesia.

Maulid adalah sarana  untuk mengajarkan para pemuda mengenai perilaku nabi Muhammad. Mereka  harus mengetahui bahwa nabinya tidak pernah mencaci ataupun membenci,  karena Islam adalah agama kasihsayang. Mereka juga harus mengetahui  bahwa diutusnya Rasulullah bukan sebagai pelaknat, melainkan sebagai  rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun