Membaca berita di Kompas Online soal bayi yang mengeluarkan kristal dari air liurnya (link di sini) memang jadi menarik perhatian. Saya pun  tertarik untuk ikut mengulasnya dan nanti kepastiannya tentu saja harus menunggu hasil analisis yang sebenarnya. Sumber informasi saya adalah hanya berdasarkan foto dan berita di Kompas saja yang memang ditulis secara berturutan sebagai  Topik Pilihan minggu ini. Dalam hal ini ada faktor kesehatan bayi yang menjadi fokus dari kejadian ini. Kronologi Bayi Mengeluarkan kristal dari Air Liur Seperti diketahui kalau  ada seorang balita yang diberitakan mengeluarkan air liur yang kemudian berubah menjadi kristal. Balita anak dari Warga Perumnas Tumpang Permai, Blok P11 RT 14 RW 04, Desa Jeru, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, membuat heboh dengan kejadian tersebut. Bayi tersebut bernama Rafael, yang baru berumur satu tahun, merupakan putera dari pasangan Hariadi (38) dan Leni Marliani (35). Setiap kali bayi tersebut mengeluarkan liurnya, seketika langsung mengkristal. Hal demikian terjadi setiap hari dan sampai sudah menghasilkan lebih dari seratus butir kristal bulat yang mirip dengan mutiara. [caption id="attachment_178659" align="aligncenter" width="620" caption="Rafael - Bayi di Malang yang mengeluarkan air liur jadi kristal (Sumber : kompas.com)"][/caption] Hari Jumat (16/3/2012) sore, di rumahnya, sejumlah wartawan telah melihat sendiri air liur Rafa yang berubah menjadi kristal. Leni menceritakan bahwa kali pertama air liur menjadi kristal terjadi pada 14 Febuari 2012 lalu. Dikisahkan oleh ibunya saat digendong, terlihat Rafa mengeluarkan liur yang dikira air liur biasa tetapi kemudian ternyata air liur tersebut menggantung di bibirnya bagian bawah, saya baru kaget karena langsung mengeras seperti kristal. Pada awalnya dikira air liur biasa sehingga dibuang, namun kemudian terjadi berulang kali bahkan ada yang berukuran cukup besar. Proses yang diceritakan adalah air liur keluar dan kemudian hanya butuh waktu beberapa detik saja maka air liur itu langsung mengkristal. Bentuknya sama saat pertama kali saya menemukan liur yang sudah mengkristal saat mengantung di bibirnya. Dari hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan di puskesemas dinyatakan kalau tidak bisa diketahui jenis penyakit yang diderita namun dinyatakan kalau kondisi Rafa adalah sehat.  Terkendala biaya maka pemeriksaan lebih lanjut ke laboratorium di rumah sakit belum dilakukan. Sempat juga diperiksa oleh orang pintar yang seorang kyai dinyatakan tidak ada apa-apa ataupun tidak terkena guna-guna orang. Sejak 17 Februari sampai pertengahan Maret 2012 telah terkumpul kristal sejumlah  102 butir kristal. Saat ini kristal-kristal tersebut harus selalu dekat dengan Rafa. Pendapat tim IDI Malang Dari pemeriksaan ilmiah oleh tim dokter di Malang, disebutkan menurut ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang dr. Subagyo bahwa kejadian air liur bayi yang mengeras berubah menjadi kristal sesuatu yang bisa dijelaskan secara ilmiah (Baca link ini). Batu dari air liur sangat mungkin terjadi disebutkan bahwa hal itu bukan tidak masuk akal. Batu liur itu memang ada dan bisa keluar khusus pada kelinjer, dan bisa mengkristal. Kasus itu sangat memungkinkan tetapi sangat jarang terjadi. Oleh dr. Subagyo disebutkan bahwa apa yang menimpa Rafael adalah salah satu jenis kelainan, namun tidak terlalu membahayakan pada bayi. Efeknya pada sistem pencernaan karena air liurnya menjadi kurang optimal. Pada kasus tersebut kalau betul terjadi maka diduga fungsi air liurnya terganggu dan kualitas liurnya tidak normal. Memang beliau belum dapat menjelaskan karena memang harus dilakukan tes di laboratorium. Tentu saja beliau tidak akan menyimpulkan secara dini apa yang sudah terjadi karena belum ada pengujian lebih mendalam. Penelitian UB Malang Dari pihak Jurusan Biologi Fakultas Matematika, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur kemudian berhasil melakukan pengujian lebih lanjut (Berita di link ini). Pengamatan yang dilakukan adalah dengan meneliti perilaku sang anak dan pengamatan  proses pembentukan kristal. Tim itu juga meneliti gerak gerik bocah itu seperti yang dikemukaan oleh Ketua Jurusan Biologi FMIPA UB, Widodo SSi, MSi, PhD pada 21 Maret 2012. Dilaporan bahwa dari hasil penelitian gerak gerik, Rafa adalah anak yang cerdas, memiliki fungsi motorik bagus serta dikatakan sebagai sehat dan normal. Pengamatan yang dilakukan relatif terbatas sehingga saat itu tidak sampai memperoleh pengamatan kejadian pembentukan kristal dari air liur. Meskipun demikian pihak UB dapat memperoleh sampel kristal dari ibu yang bersangkutan. Disebutkan kalau uji di laboratorium belum selesai dilakukan namun diperkirakan kalau air liur sang bayi itu memiliki kandungan pembentuk gigi dan tulang dengan dosis cukup besar di air liur.  Pihak UB sendiri menurut  Widodo belum dapat memastikan kapan selesainya pengujian laboratorium tersebut. Perawatan medis oleh RSSA Malang Perawatan medis terhadap sang bayi juga ditangani oleh tim medis dari RSSA Malang, dokter Haryudi Aji Cahyono. Berita ini disarikan dari link ini. Pemeriksaan yang dilakukan selama dua hari tersebut diterangkan oleh Dr Haryudi bahwa meliputi  pemeriksaan fisik dan pemeriksaan air liur yang keliar dari Rafa itu. [caption id="attachment_178660" align="aligncenter" width="619" caption="Batu kristal yang diisukan dari air liur bayi. (Sumber : kompas.com)"]
- Pembahasan Kasus Secara Hipotetikal
- Kasus Pembentukan Padatan Dari Tubuh
- Analogi Kasus Sarang Burung Walet
- Pembuktian Ilmiah Pembentukan Kristal
Dari uraian yang coba saya tuliskan tersebut, sepertinya saya masih meragukan kalau kristal tersebut berasal dari air liur sang bayi. Jika saja dugaan bahwa kristal itu benar berupa bahan kaca silika atau glass bead maka perlu dicari darimana bayi tersebut memperolehnya. Hal ini sangat mungkin dapat menjadi kasus karena sangat mungkin ada bola kaca yang tertelan masuk dalam perut sang bayi. Mungkin saja bayi tersebut memperoleh bola kaca itu dari sumber lain yang tidak diketahui oleh orang tua yang bersangkutan. Benda-benda berbentuk bola seperti ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti mainan anak-anak (kelereng atau gundu), bola untuk penstabil cairan cat pada kaleng cat seprot, peralatan laboratorium, atau asesoris mainan. Untuk benda berbentuk bola yang mungkin dihasilkan dari bahan non kaca misal dapat diperoleh dari mata hewan (ayam, ikan). Penutup Pembuktian akan kristal tersebut tetap harus dilakukan baik untuk tujuan kebaikan kesehatan sang bayi serta untuk menjawab keingintahuan masyarakat luas. Dengan adanya pembuktian ini maka jelas tidak ada pihak yang dirugikan selama semua berlangsung secara alamiah. Sebagai penutup saya menyatakan bahwa tulisan ini hanya sebagai opini pribadi yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian dengan menggunakan metoda saintifik yang dipercaya. Saya tidak bermaksud mengecilkan pihak-pihak tertentu yang terlibat pada kasus ini, hanya ingin membantu menunjukkan kebenaran yang mungkin bisa ditunjukkan secara kuat. Tentunya juga saya berharap agar selalu mengutamakan kesehatan sang bayi. Dengan demikian apabila telah dipastikan bayi tersebut mengalami kelainan, tentunya dapat segera diketahui untuk kemudian ditangani sehingga dapat sehat kembali. Mohon maaf apabila ada opini saya yang salah karena masih keterbatasan data. Wallahu a’lam. PS. Tulisan ini ternyata merupakan postingan saya yang tepat ke – 100 di kompasiana. Sejak bergabung 5 Desember 2009, saya akui kalau tulisan saya ternyata belum pernah masuk TERAKTUAL, INSPIRATIF, BERMANFAAT dan MENARIK. Hehe… soalnya angin-anginan ..  dan yang jelas lebih senang kelonan daripada keloningan sih…. Baca tulisan lain soal misteri (tapi tetap nalar) :
- Misteri Kebangkitan Pohon Tumbang (jilid satu, jilid dua)
- Misteri Ledakan di Makam Keramat (jilid satu, jilid dua).
- Misteri Keberadaan Pasar Setan di Gunung
- Misteri Jumlah Anak Tangga Pemakaman Imogiri
- Misteri Jamur Berasap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H