Mohon tunggu...
iqfal sigit pratama
iqfal sigit pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG

Lillahita'ala ✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Biologi Berbasis Al Quran sebagai Metode Pembentukan Karakter Siswa

22 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam jiwa seseorang merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Pengertian akhlak seperti ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn Maskawih. Akhlak menurutnya adalah suatu keadaan jiwa atau perbuatan tanpa melalui pertimbangan yang mendalam(Ibn Maskawih, 1994: 56). 

Apabila dari perilaku tersebut timbul perbuatan baik, maka perbuatan demikian disebut akhlak baik. Demikian sebaliknya, jika perilaku yang ditimbulkannya perbuatan buruk, maka disebut akhlak jelek. Dengan pendekatan pengembangan moral, pendidikan karakter difokuskan pada pendidikan yang berorientasi lahirnya suatu tindakan atau laku yang sesuai dengan kaidah moral yang ditentukan dengan suatu kesadaran yang berdialektik antara moral feeling, moral knowing dan moral action (Lickona dalam Maemonah, 2012). 

b. Aspek Religiusitas

 Dalam proses pengembangan pendidikan karakter tidak cukup ditangani oleh sekolah dan materi pembelajaran tertentu. Di sisi lain, materi-materi pembelajaran kurikulum pendidikan karakter di atas juga sudah dijelaskan didalam agama Oleh karena itu, salah satu aspek yang tidak dapat dilepaskan dari muatan konsep, kurikulum, dan pembelajaran pendidikan karakter adalah aspek keagamaan atau religiusitas, baik dalam wujud, ajaran, prinsip moral, maupun value yang diusung. Bahkan, agama dapat menjadi sumber yang tidak akan ada habis-habisnya dalam membangun rumusan, konsep, gagasan, dan bahan ajar pendidikan karakter. Posisi agama dalam pendidikan karakter di samping menjadi pondasi juga menjadi kontributor bagi batasan-batasan good character yang dimaksudkan. Tanpa menempatkan agama sebagai salah satu aspek dalam menimbang suatu rumusan, pendidikan karakter akan menjadikan pendidikan yang kurang dari nuansa-nuansa dinamis di dalamnya. Dalam perspektif agama, pendidikan terkait dengan suatu nilai ketuhanan (theistic). Untuk itu, pendidikan merupakan perpaduan antara keunggulan spiritual dengan kultural. Dengan demikian, manusia yang berkomitmen beragama, sebagai wujud ketaatan terhadap ajaran agama, akan mendorong terbentuknya kepribadian yang memiliki good character baik dalam konteks individual maupun sosial. 

c. Aspek Psikologi 

Aspek-aspek emosional dalam proses perumusan dan pengembangan pendidikan karakter adalah sebagai berikut; (1) consciousness atau kesadaran, (2) self-esteem atau percaya diri, (3) empathy (rasa peduli pada orang lain), (4) loving the good, mencintai kebaikan, (5) selfcontrol, jaga diri, dan (6) humility, terbuka. Dengan demikian proses pembelajaran pendidikan karakter benar-benar memperhatikan psikologis yang lebih baik. Karena pembelajaran karakter lebih kompleks dibanding mengajarkan matematika atau membaca. Pembelajaran karakter lebih berkaitan dengan dimensi-dimensi tumbuh kembang psikologis manusia (Lickona dalam Maemonah.2012).

Dalam Islam, pembamgunan karakter merupakan masalah fundamental untuk membentuk umat yang berkarakter. Pembangunan karakter dibentuk melalui pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia); yakni upaya transformasi nilai-nilai Qurani kepada anak yang lebih menekankan aspek afektif atau wujud nyata dalam amaliyah seseorang. Selain itu, Islam melihat bahwa identitas dari manusia pada hakikatnya adalah akhlak yang merupakan potret dari kondisi batin seseorang yang sebenarnya. Makanya dalam hal ini Allah Swt, begitu tegas mengatakan bahwa manusia mulia itu adalah manusia yang bertakwa (tunduk atas segala perintah-Nya). Kemuliaan manusia di sisi-Nya bukan diukur dengan nasab, harta fisik, melainkan kemuliaan yang 

secara batin memiliki kualitas keimanan dan mampu memancarkannya dalam bentuk sikap, perkataan dan perbuatan. Manusia disuruh untuk mempelajari ciptaan Allah, baik itu makhluk hidup ataupun lingkungan sekitarnya, ilmu inilah yang disebut sebagai biologi Dan Al-Quran telah mengisyaratkan pentingnya ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pencariannya sebagai ibadah serta Al-Quran juga menegaskan bahwa satu-satunya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Dengan demikian, dalam pandangan Al-Quran sains dan agama merupakan dua hal yang terintegrasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun