Proses rumit, ketelitian tinggi, dan memakan waktu lama seakan bisa dipangkas dengan penerapan 3D printing. Sehingga jadi lebih mudah dalam menghemat waktu dan bahan.
Serta material bahan yang digunakan ada sebanyak 10 material yang disesuaikan dengan produk yang dirancang. Untuk bahan yang paling sering digunakan ialah Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) serta Polytactic Acid (PLA).
Bahan ini mudah digunakan karena proses pemanasannya yang cepat, bisa didaur ulang, dan tentunya ramah lingkungan. Bahan baku tersebut bisa disesuaikan dengan warna produk yang dicetak atau bahkan proses pengecatan bisa dilakukan secara manual setelahnya.
Indonesia dan krisis pengadaan rumah layak huni
Saat ini sendiri ada sebanyak 3 juta penduduk yang belum memiliki rumah layak huni yang disesuaikan dengan standar pemerintah. Dalam hal ini, yang menjadi tugas KemenPUPR agar masyarakat bisa punya rumah yang aman ditempati.
Banyak standar yang dikedepankan di dalamnya, mulai dari keselamatan, kesehatan luas minimum, dan pastinya nilai keindahan di dalamnya. Ada banyak pemilik rumah yang kurang peduli dan bahkan kesulitan dana dalam proses mewujudkannya.
Pemerintah mencari cara dalam proses pembangunan rumah yang makin bertambah jumlahnya. Target yang mereka tetapkan juga sangat besar yaitu 1 juta unit setiap tahunnya dalam menampung masyarakat.
Jelas butuh dana besar, lahan yang luas, waktu yang panjang dan pastinya pekerja sangat banyak. Sangat menekan kas negara yang kini sering kali digunakan dalam berhemat. Salah satu pilihannya adalah dengan membangun rumah menggunakan teknologi 3D printing.
Mulai dari menekan jumlah pekerja dan bahkan waktu lebih cepat, modal paling besar hanyalah alat printer 3D dan kemampuan mengoperasinya secara optimal. Jumlah pekerja bisa ditekan dan otomatis lebih efisien, akan lebih banyak rumah yang bisa dibangun oleh pemerintah.
Cara kerja dari 3D printing menggunakan konsep AI yang sudah terprogram secara kompleks dalam software komputer. Pastinya yang tak mungkin ketinggalan adalah mesin printer yang siap mencetak setiap sisi rumah dari berupa wujud gambar 3D menjadi bangunan nyata.
Pemerintah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan penyedia 3D printing dalam penggarapan rumah. Jumlahnya pun jadi lebih banyak dan dengan proses lebih cepat. Artinya KemenPUPR bisa menekan biaya pembangunan rumah dan bisa menaikkan jumlah produksi rumah untuk masyarakat.
Mimpi memiliki rumah pun jadi lebih mudah dan harganya lebih murah, artinya siapa saja, baik warga miskin, milenial dan bahkan tuna wisma mendapatkan kelayakan hidup. Suasana kumuh dan semrawut berubah jadi bentuk rumah layak sesuai standar pemerintah.