Ada banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari sejarah masa keemasan kerajaan Aceh, panorama menarik hingga lokasi yang melepas penat kemacetan khas perkotaan. Lokasi juga kini makin diperindah dengan taman menarik yang elok dipandang oleh mata. Ada banyak rak bunga di sepanjang pedestrian, serta beberapa hiasan yang saya temukan seperti replika sepeda.
Ada beragam rak bunga beragam warna yang memanjakan mata, di setiap dinding rumah warga bantaran kali disulap sedemikian rupa menjadi mural. Ada banyak kisah yang diceritakan setiap mural pada dinding rumah warna, mulai dari kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam era Sultan Iskandar Muda. Hingga titah raja pada pekerja kerajaan dalam membangun kanal untuk sang permaisuri.
Kala pagi hari, pedestrian bisa dimanfaatkan sebagai sarana olahraga menguras keringat seperti lokasi jogging. Tak perlu khawatir karena telah tersedia jalanan khusus yang bisa digunakan mulai dari berjalan kaki dan sepeda. Untuk kendaraan roda dua dan empat tidak bisa masuk, antisipasinya dengan membangun beton penghalang di awal masuk pedestrian.
Plang bertulisan Taman Krueng Daroy dengan latar Gunongan, lokasi ini jadi objek yang sangat menarik kala senja dan malam hari tiba. Pemandangan Gunongan yang menjulang dan Kandang terlihat jelas di belakangnya. Seakan saya pikiran saya kembali terbawa ratusan tahun lalu di era Kesultanan Iskandar Muda, melihat dari dekat Taman Ghairah yang dipenuhi para kerajaan. Merawat sejarah dan mengenalkan kembali, bukti bahwa di masa itu Bangsa Aceh begitu disegani di mata dunia.
Semoga saja postingan ini menginspirasi kita semua dan mengenal kembali sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H