Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Manusia dan "Machine Learning", Bisakah Berkolaborasi?

27 Maret 2019   23:39 Diperbarui: 29 Maret 2019   13:44 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia bersama para koleganya mengembangkan Deep Blue sejak tahun 1989. Memang Deep Blue tidak sepintar seorang Grandmaster, namun ia punya kemampuan mumpuni yaitu kemampuan terus belajar. Kemampuan dasar dari ML memiliki 4 komponen penting yang mampu membuat ia bekerja dengan maksimal.

Konsep dasar sebuah ML serupa dengan artificial intelligence yaitu terdiri atas kemampuan searching, reasoning, planning, dan learning. Alhasil ML mampu membaca 200 juta peluang posisi catur hingga jutaan kemungkinan lainnya. Garry Kasparov harus tertunduk lesu saat kalah telak. Membuktikan bahwa ia belajar dan mengetahui segala langkah dan cara yang ingin Kasparov lakukan. Kuncinya ada pada data yang lengkap dan sedikit penyempurnaan.

Ini seakan mengingatkan kembali saya pada game era 90-an saat saya kecil dulu. Ada banyak game arcade hingga game konsol, awal mulanya kecerdasan yang mereka miliki tergolong lemah dan dasar. Tapi makin kelamaan game makin kompleks dengan tingkatan makin besar. Mereka punya tingkatan level kemampuan yang bisa pengguna pilih, makin sulit berarti makin sulit mengalahkan mereka.

Pada permainan pun kini menggunakan ML khususnya dalam menyulitkan gamer mengalahkan musuhnya. Mereka berpikir dengan sangat cerdas karena sudah dibenamkan kecerdasan buatan. Akan mengetahui serangan yang manusia lakukan dan proses penanganan menyerupai manusia. Bisa dikatakan, semakin cerdas game karena manusia punya peran serta di dalamnya. Mungkin itu jadi sebuah tantangan buat gamer bahkan para ML tidak semudah mengalahkan newbie.

Sisi negatif yang Machine Learning hadirkan pada manusia
Sudah pasti machine learning memberikan dimensi baru dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan teknologi. Banyak aktivitas manusia yang terbantu dan jadi lebih mudah darinya. Meskipun bak dua sisi mata uang yang berbeda, ada saja yang dikorbankan. 

Teknologi seakan memberikan banyak disrupsi besar di dunia kerja, peran machine learning menggerus pekerjaan yang menjadi ladang pekerjaan manusia sebelumnya. Banyak yang merasa tak setuju dengan kehadirannya, apalagi mereka mengais rezeki dari ladang tersebut. 

Belum lagi regulasi yang harus disesuaikan, karena setiap disrupsi akan menghasilkan banyak gesekan buat pemain lama. Bertahan di era saat ini mengharuskan menjadikan manusia yang inovatif dan kreatif. Tujuan utama ML sangat membantu hajat hidup manusia. 

Kini tugas manusia selaku pembuatnya bisa berkolaborasi dan mengontrol secara penuh sistem ML. Dengan begitu, tak ada gesekan dari manusia dan ML.

Apakah Anda siap dengan desrupsi besar ini, silakan komentarnya. Have a Nice Day.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun