Ia masih shock dengan kejadian tersebut. Pemuda yang selama ini ia kagumi diam-diam, tanpa diduga-duga datang kepadanya. Ya, Irman adalah nama pemuda itu. Selain rajin membersihkan masjid, Irman juga selalu mengerjakan sholat Dhuha dua raka’at. Walaupun hanya dua raka’at, tapi Kaila memperhatikannya sangat khusyu’ dan lama sekali selesainya. Kaila merasa seperti benar-benar sedang melihat sesosok malaikat yang taat beribadah kepada Allah.
Tak hanya itu, Irman pun juga memiliki suara yang bagus baik ketika azan maupun menjadi imam sholat Zuhur. Hampir semua orang senang bila Irman menjadi imam, karena mereka merasa lebih khusyu’ dan tenang, walaupun pelaksanaannya tidak secepat pemuda yang lain.
“Ya Allah, ada apa denganku ini? Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku, maafkan aku ya Rabb,” ucap Kaila dengan lirih kepada dirinya sendiri, mencoba menenangkan diri.
Sejak saat itu, Kaila pun tidak lagi ke masjid kecuali hanya pada saat sholat Zuhur. Ia takut bila bertemu Irman, tidak bisa mengendalikan perasaannya. Sejak saat itu pula ia pun mulai mengurangi rasa kagumnya yang sangat berlebihan kepada Irman. Ia menyadari bahwa rasa kagumnya itu tidak dilandaskan karena Allah, sang pemilik hati manusia.
“Mungkin, aku akan melupakannya, entah sebentar atau selamanya. Hingga aku bisa mengendalikan perasaanku ini,yang pasti kepada-Mu ya Rabb ku berserah diri,” batin Kaila dalam hatinya, yang belum siap menerima seseorang yang akan singgah.
Bersambung...
*Nama tokoh dan peristiwa hanya fiktif, bila ada kesamaan hanyalah kebetulan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI