Pada suatu pagi, ketika Kaila sedang duduk seusai melaksanakan sholat Dhuha, ia terkejut.
“Assalamu’alaikum,” ucap salam dari sesosok pemuda yang selama ini ia kagumi itu.
Ketika melihat orang yang mengucapkan salam itu, tubuh Kaila mulai berkeringat, wajahnya terlihat agak memucat, dan bibirnya gemetar menjawab salam darinya, “Wa wa wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”
“Eh maaf ya kalau sudah bikin kaget kamu,” ucap pemuda itu yang tersadar telah menbuat kaget Kaila.
“Oh gapapa kok hehe,” balas Kaila yang berusaha menenangkan jiwanya.
“Kenalin aku Irman, kalau boleh tahu kamu dari kelas apa ya? Nggak bermaksud apa-apa sih, tapi aku sering lihat kamu pagi-pagi sekali sudah ada di masjid, hehe,” tanya pemuda itu sembari memperkenalkan dirinya kepada Kaila.
Kaila pun tak kuasa menahan gejolak di hatinya, baru kali ini ia merasakan sesuatu hal yang membuat dirinya tidak bisa berfikir jernih. “Oh iya anu, emm, aku ke sini karena kelas masih belum buka,” jawab Kaila yang sebenarnya belum menjawab pertanyaan Irman.
“Oh begitu, memangnya kamu kelas apa?” tanya Irman kembali mempertegas pertanyaan tersebut.
“Kelas IPA 1,” balas Kaila dengan lirih.
Irman pun menyadari kalau dirinya telah membuat Kaila terganggu, lantas ia segera bergegas pergi, “IPA 1 ya? Setauku kalau pagi sekali memang belum dibuka kelas depan, karena biasanya pak Rohmi membuka kelas dari belakang dulu. Aku duluan ya, Assalamu’alaikum,” ucap Irman yang kemudian pergi meninggalkan Kaila dengan membawa tas ranselnya.
“Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh,” balas Kaila yang tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh Irman tadi.