Mohon tunggu...
Iqbal Salman
Iqbal Salman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa Dan Sastra Inggris

hallo, hopefully what i wrote here, can give you an useful information

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Lokal yang Terus Menghilang Akibat Era Modernisasi dan Beberapa Solusi untuk Menghidupkannya Kembali

22 Agustus 2024   00:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   00:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memasukkan bahasa daerah kedalam kurikulum sekolah

Menurut UNESCO, seperti yang tertuang pada Atlas of the World's Language in Danger of Disappering, di Indonesia terdapat lebih dari 640 bahasa daerah (2001:140) yang ada di dalamnya kurang lebih 154 bahasa yang harus diperhatikan, yaitu sekitar 139 bahasa terancam punah dan 15 bahasa yang benar-benar mati (Sugiono, 2022). Memberi pelajaran bahasa daerah juga merupakan upaya untuk melestarikan budaya kearifan lokal di lingkungan sekolah. Seperti yang kita ketahui, pelajar jaman sekarang banyak dari mereka yang menganggap belajar bahasa daerah adalah suatu hal yang kuno dan akan memalukan terhadap mereka sendiri, padahal sebegitu pentingnya belajar bahasa daerah untuk menanamkan cinta dan sayang kepada budayanya sendiri untuk menjaga keberlangsungan pelestarian bahasa daerah dalam kehidupan bangsa dan bernegara.

Membuat pentas seni ketika terdapat event tertentu di sekolah/di kampus

Pada waktu saya masih duduk di bangku SMA, pentas seni dari berbagai daerah biasanya ditampilkan ketika merayakan hari ulang tahun sekolah. Seperti contohnya di sekolah saya, biasanya untuk merayakan hari ulang tahun sekolah, OSIS SMAN 1 Taman Sidoarjo menyelenggarakan acara yang bernama GSS (Gelar Seni Siswa) yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan, salah satunya yakni menampilkan berbagai pertunjukkan tarian daerah seperti: tari saman, tari remo dan tari-tari tradisional lainnya. Nah, secara tidak langsung, acara GSS ini menjadi kegiatan sebagai wadah siswa-siswi SMAN 1 Taman Sidoarjo yang mengikuti kegiatan tersebut dapat belajar banyak terhadap kesenian-kesenian daerah yang ditampilkan. Begitupun sama dengan para mahasiswa di kampus, diharapkan terdapat acara serupa untuk kepentingan pelestarian budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun