Mohon tunggu...
Iqbal Reza
Iqbal Reza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Menarik, dengan segala hal yang ingin kuketahui dalam hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Humor

Naskah Drama "Harmony of Hopes"

23 Januari 2024   22:14 Diperbarui: 23 Januari 2024   22:17 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Judul: "Harmony of Hopes"

Pembukaan:

(Suasana di pasar tradisional yang ramai dengan pedagang dan pembeli. Reza, Ucok, Kemed, Duyeh, Pa Dono, Lela, Ecih, Ahmad, Sudarmono, Enih, dan Nenek masing-masing sibuk dengan aktivitasnya.)

Akt 1: Di Pasar

(Scene 1: Reza dan Ucok berbincang di depan kedai gorengan.)

Reza: (sambil tersenyum) Selamat pagi, Ucok. Bagaimana hari ini?

Ucok: (bersahabat) Selamat pagi, Sultan. Semua lancar. Gorengan panas ini juara!

(Scene 2: Kemed sedang mengajar ngaji di dekat sana.)

Kemed: (sambil mengajar ngaji) Inilah surga dunia, kita berada di tempat yang penuh berkah. Mari kita bersyukur.

(Scene 3: Duyeh sibuk memasak kebab di dekat toko.)

Duyeh: Kebab segar siap disantap, Pak Dono. Mau mencoba?

Pa Dono: (tertawa) Tentu saja, Duyeh. Segera saya pesan.

Scene: Di Pasar Tradisional yang Ramai

Reza: (tawa lepas) Ucok, gorenganmu hari ini bener-bener laris manis!

Ucok: (bangga) Iya nih, Sultan. Rahasia suksesnya: minyak banyak dan cinta yang lebih banyak!

Kemed: (menghampiri) Assalamualaikum, Sultan Reza. Ucok, kapan-kapan bagikan gorengannya lagi, ya?

Ucok: Waalaikumsalam, Ustadz Kemed. Tentu saja, gorengan ini untuk semua orang!

Duyeh: (muncul sambil memegang tusuk kebab) Sultan, Ucok, Ustadz, coba kebabku dong. Ada promo beli satu gratis satu!

Reza: (merem) Wah, Duyeh, berarti aku bisa makan dua kali lipat!

Duyeh: (ketawa) Betul, Sultan! Kebabku bisa bikinmu lupa diri!

Ahmad: (datang sambil membawa keranjang nanas) Reza, Ucok, apa kabar?

Reza: (sambil memegang nanas) Ahmad, nanasmu kelihatan sehat-sehat. Ini buat kamu satu, ya!

Ahmad: Terima kasih, Sultan. Ini sebagai ucapan terima kasih karena tolongannya dengan kebunku.

Sudarmono: (muncul sambil menunjukkan tongkat polisi) Apa kabar, teman-teman? Semua berjalan lancar di sini?

Pa Dono: (tawa keras) Sudarmono, jangan-jangan mau nabrak lagi ya? Aku masih ingat kejadian kemarin!

Sudarmono: (tersenyum) Maafkan saya, Pa Dono. Ini tongkat baru, lebih aman.

Enih: (muncul sambil membawa keranjang sayuran) Sudarmono, jangan hanya bicara tentang keamanan. Mulailah dengan hatimu yang aman.

Sudarmono: (merinding) Benar juga, Enih. Aman di hati, aman di jalan!

Nenek: (muncul sambil menggerak-gerakkan tongkatnya) Ayo, anak-anak, jangan lupa nenek yang gaul ini. Saya siap menari!

Semua: (tawa bersama) Nenek, kita tunggu penariannya ya!

*(Semua karakter berbaur dalam tawa dan keceriaan, menciptakan atmosfer yang penuh canda di pasar tradisional mereka.)*

Akt 2: Persahabatan dan Kebersamaan

 (Scene 1: Reza membantu Ahmad memasarkan nanas.)

Ahmad: Terima kasih, Sultan Reza, atas bantuannya memasarkan nanas dari kebun saya.

Reza: Kita saling membantu, Ahmad. Kebersamaan adalah kunci keberhasilan.

(Scene 2: Sudarmono melintas, melihat situasi pasar yang ramai.)

Sudarmono: Semua aman di sini, Pa Dono?

Pa Dono: Tentu saja, Pak Sudarmono. Semua warga pasar ini baik-baik saja.

Akt 3: Konflik dan Penyelesaian

(Scene 1: Ecih membangkang kepada Enih.)

Ecih: Enih, ini sudah kelewat batas! Aku tidak tahan lagi dengan sikapmu yang selalu berbicara bijak.

Enih: (tenang) Kita bisa mencari solusi tanpa harus bertengkar, Ecih.

(Scene 2: Konflik antara Pa Dono dan Lela.)

Lela: (marah) Kenapa kamu selalu lebih mengutamakan sawahmu daripada keluarga kita?

Pa Dono: (bercakap bijak) Lela, sawah ini adalah aset untuk masa depan kita. Tapi keluarga tetap nomor satu.

**Akt 3 (Lanjutan): Tantangan di Kebun Nanas**

*(Scene 3: Ahmad, Pemilik Kebun Nanas, tengah menghadapi masalah dengan kebunnya di Desa Jalancagak.)*

Ahmad: (wajah penuh kekhawatiran) Pa Dono, aku menghadapi masalah serius dengan kebun nanasku di Jalancagak. Hama menyerang tanaman, dan aku khawatir panen tahun ini akan hancur.

Pa Dono: (prihatin) Itu sungguh tidak baik. Bagaimana bisa aku membantu?

Ahmad: Aku butuh bantuan untuk mengatasi hama ini, tapi dana ku terbatas. Jika tidak segera diatasi, bukan hanya kebun ini yang terancam, tapi juga mata pencaharian warga desa.

*(Scene 4: Reza mendengar percakapan Ahmad dan Pa Dono.)*

Reza: (muncul di tengah-tengah) Ahmad, jangan khawatir. Aku siap membantu. Kita bisa menggalang bantuan bersama-sama.

Ahmad: (tersenyum) Terima kasih, Sultan Reza. Bantuanmu sangat berarti.

Reza: Mari kita ajak seluruh warga pasar ini bersatu untuk membantu kebun nanas dan Desa Jalancagak.

Akt 4 (Lanjutan): Bersatu untuk Desa Jalancagak

*(Scene 1: Reza, Pa Dono, Ahmad, dan warga pasar lainnya berkumpul untuk membahas cara membantu Desa Jalancagak.)*

Reza: Kita harus berpikir kreatif. Bagaimana jika kita mengadakan acara amal di pasar ini untuk mengumpulkan dana?

Pa Dono: (setuju) Ide bagus. Kita bisa juga melibatkan para pedagang dan pengunjung pasar.

*(Scene 2: Ucok, Duyeh, dan Kemed bergabung dalam perencanaan acara amal.)*

Ucok: Aku bisa menyumbangkan sebagian keuntungan penjualan gorenganku untuk Desa Jalancagak.

Duyeh: Saya juga ikut serta dengan memberikan sebagian hasil penjualan kebab.

Kemed: (mengangguk) Saya akan mengajak murid-muridku untuk ikut serta.

*(Scene 3: Acara amal di pasar dengan berbagai kegiatan seperti bazar, pertunjukan seni, dan penggalangan dana.)*

Ahmad: (bersyukur) Terima kasih semua atas dukungannya. Kita berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk mengatasi masalah di kebun nanas.

Reza: Ini bukti bahwa kebersamaan dan solidaritas kita bisa mengatasi setiap tantangan.

*(Puncak pertunjukan: Semua pemeran dan warga pasar bersama-sama merayakan keberhasilan mereka dengan menari dan bernyanyi.)*

Enih: (menyudahi dengan kata bijak) Tantangan datang untuk diatasi bersama-sama. Ini adalah bukti kekuatan persatuan kita.

*(Para pemeran dan warga pasar bersama-sama melambaikan tangan ke penonton, menyudahi pertunjukan.)*

Akhir naskah. Semoga memberikan inspirasi dan hiburan!

***

Akt 4: Kejutan dan Kebaikan Hati

(Scene 1: Reza memberikan bantuan kepada Ucok untuk pengembangan usahanya.)

Reza: Ucok, ini bantuan untuk pengembangan usaha gorenganmu. Semoga bisa membantu.

Ucok: (terharu) Terima kasih, Sultan. Saya tak akan lupa bantuan ini.

(Scene 2: Nenek memberikan nasihat bijak kepada semua orang di pasar.)

Nenek: Hidup ini singkat, jangan biarkan masalah memisahkan kita. Mari saling tolong menolong dan jaga keharmonisan.

Puncak dan Penutup:

(Semua karakter berkumpul, menunjukkan persatuan dan kebersamaan.)

Enih: Kita adalah satu keluarga besar. Mari kita jaga kebersamaan ini.

Sudarmono: Saya bangga melihat kerukunan di pasar ini.

(Para pemeran bersama-sama melambaikan tangan ke penonton, menyudahi pertunjukan.)

Akhir naskah. Semoga bermanfaat

Pemeran : 

Reza : Sultan kaya raya yang baik hati

Ucok : Pedagang Gorengan 

Kemed : Ustadz pengajar ngaji

Duyeh : Tukang Kebab

Pa Dono : Juragan sawah 

Lela : Istri Pa dono

Ecih : Ibu Ibu bawel dan rese

Ahmad : Pemilik kebun nanas 

Sudarmono : Pak polisi 

Enih : Ibu ibu bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun