Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister, Departemen Teknik Elektro, ITS

Sedang mencoba menikmati hidup sambil berupaya menebar kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Revolusi Sistem Tenaga Listrik berbasis AI

24 Desember 2024   19:17 Diperbarui: 24 Desember 2024   19:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pexels.com/

Denmark adalah negara yang paling banyak menggunakan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Denmark menyuplai 51,9% dari total produksi listrik pada tahun 2021.

6. Uruguay

Uruguay menduduki peringkat kedua setelah Denmark dalam hal pemanfaatan energi angin dan matahari pada tahun 2021, menghasilkan 46,7% dari listriknya dari sumber-sumber ini.

Data yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa banyak negara telah berhasil mengintegrasikan energi hijau ke dalam jaringan listrik mereka, dengan sebagian besar berasal dari sumber energi terbarukan.

Sistem Kontrol dan Monitoring Energi Listrik dengan AI

AI menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan efisiensi energi dalam sistem pemantauan dan kontrol listrik berbasis panel surya. Pemantauan beban secara real-time dan memastikan bahwa pasokan energi memenuhi permintaan keduanya dimungkinkan dengan AI. AI mengumpulkan informasi tentang beban listrik dalam sistem energi berbasis panel surya, termasuk pola cuaca, status penyimpanan baterai, dan variasi konsumsi energi pada periode tertentu. Pada penerapan smart building, kecerdasan buatan (AI) sangat penting untuk mengoptimalkan konsumsi energi di seluruh bangunan. Contoh dari ini termasuk mengontrol penggunaan energi agar lebih efisien, mematikan listrik saat tidak ada orang di dalam, atau memodifikasi pencahayaan sesuai dengan jumlah cahaya alami.

Pengembangan Jaringan Listrik Pintar (Smart Grid)

Jaringan listrik pintar adalah sistem kelistrikan kontemporer yang meningkatkan keberlanjutan, keandalan, dan efisiensi melalui penggunaan teknologi digital dan komunikasi. Jaringan ini dapat menangani berbagai sumber energi dengan lebih baik, termasuk energi terbarukan, dengan menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan. Dengan memprediksi pola permintaan listrik berdasarkan data masa lalu dan kondisi meteorologi, menganalisis big data dari sensor yang tersebar di seluruh jaringan untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah sebelum muncul, dan mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan dengan memprediksi produksi energi dari panel surya atau turbin angin, kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam pengembangan jaringan listrik pintar.

Masa Depan dan Tantangan AI dalam Sistem Kelistrikan

Meskipun AI memiliki banyak keuntungan untuk sistem kelistrikan, masalah seperti privasi data, keamanan siber, dan kebutuhan akan infrastruktur yang memadai masih ada. Namun, AI memiliki potensi besar untuk mentransformasi sistem kelistrikan dan membangun jaringan yang lebih andal, efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan di masa depan dengan investasi berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan serta kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha industri, dan akademisi, untuk mengatasi masalah saat ini.

AI memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam pergeseran global menuju sistem energi berkelanjutan dengan investasi teknologi yang tepat dan kebijakan yang mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun