Mohon tunggu...
IQBAL NURGUNAWAN
IQBAL NURGUNAWAN Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku "Dilan 1990" Karya Pidi Baiq

7 April 2024   22:21 Diperbarui: 7 April 2024   22:22 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel ini menceritakan kisah cinta remaja SMA bernama Milea dan Dilan yang berlatar di Bandung tahun 1990. Kehidupan mereka diwarnai dengan berbagai momen indah dan penuh kenangan. Milea, gadis pindahan dari Jakarta, yang terbiasa dengan kehidupan modern dan serba teratur, harus beradaptasi dengan lingkungan baru di Bandung yang lebih tradisional dan santai. Di sanalah dia bertemu dengan Dilan, anak SMA yang terkenal nakal dan penuh pesona.

Pertemuan pertama mereka tidaklah mulus. Milea yang mandiri dan berprinsip teguh, awalnya tidak tertarik dengan Dilan yang dianggapnya berandalan dan suka membuat ulah. Dilan, di sisi lain, langsung jatuh cinta pada Milea sejak pandangan pertama dan berusaha menarik perhatiannya dengan berbagai cara yang unik dan romantis. Tingkah laku Dilan yang jenaka dan penuh gombalan seringkali membuat Milea kesal, namun diam-diam dia juga merasa gemas dan terhibur.

Seiring berjalannya waktu, Milea mulai luluh dan terpesona oleh ketulusan dan perhatian Dilan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan tawa, serta menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan. Kisah cinta mereka penuh dengan rintangan dan lika-liku, namun mereka selalu berusaha untuk saling memahami dan mendukung satu sama lain.

Novel ini tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta yang indah, tetapi juga tentang masa remaja yang penuh dengan petualangan dan persahabatan. Para pembaca diajak untuk bernostalgia kembali ke era 90-an, dengan segala kesederhanaan dan kehangatannya. Novel ini juga sarat dengan nilai-nilai moral dan kehidupan, seperti kejujuran, kesetiaan, dan keberanian untuk mengejar cinta.

Dilan dan Milea telah menjadi ikon cinta remaja yang tak lekang oleh waktu. Kisah mereka menginspirasi banyak orang untuk berani mencintai dan mengejar kebahagiaan mereka. Novel ini wajib dibaca oleh semua orang, terutama bagi mereka yang pernah merasakan indahnya cinta pertama dan ingin kembali mengenang masa muda mereka.

Kelebihan Novel Dilan 1990

1. Cerita yang Ringan dan Menghibur:

  • Novel ini dikemas dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan penuh humor, sehingga mudah dibaca dan dinikmati oleh semua kalangan, termasuk remaja maupun orang dewasa.
  • Pidi Baiq pandai dalam merajut cerita yang menarik dan menyentuh hati, membuat pembaca penasaran dengan kelanjutannya dan tertawa lepas di beberapa bagian.
  • Gaya penceritaan yang humor dan kasual ini membuat novel terasa nyaman dan menyenangkan untuk dibaca, jauh dari kesan menggurui.

2. Tokoh yang Relatable:

  • Tokoh-tokoh dalam novel ini digambarkan dengan sangat natural dan relatable, sehingga terasa dekat dan hidup.
  • Pembaca akan mudah untuk mengidentifikasi diri dengan para tokoh, terutama Milea dan Dilan, karena mereka digambarkan dengan kepribadian dan permasalahan yang sering dialami oleh remaja.
  • Hal ini membuat pembaca merasa terhubung dengan cerita dan terlibat secara emosional dengan para tokoh.

3. Kisah Cinta yang Romantis dan Bikin Baper:

  • Novel ini penuh dengan momen-momen romantis yang bikin baper para pembacanya.
  • Pidi Baiq pandai dalam menggambarkan perasaan cinta yang dialami oleh para tokohnya, dengan cara yang manis, lucu, dan menggemaskan.
  • Interaksi antara Milea dan Dilan yang unik dan penuh gombalan membuat pembaca tertawa dan terharu pada saat yang bersamaan.
  • Kisah cinta mereka yang penuh rintangan dan tantangan membuat pembaca semakin terhibur dan penasaran dengan kelanjutannya.

4. Menggambarkan Suasana Era 90-an:

  • Novel ini membawa pembaca kembali ke era 90-an dengan penggambaran yang detail dan autentik.
  • Pidi Baiq berhasil merekonstruksi suasana dan budaya pada masa itu dengan baik, sehingga pembaca dapat merasakan nostalgia dan menyelami atmosfer era 90-an.
  • Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembaca yang ingin bernostalgia dengan masa remajanya atau yang ingin belajar tentang era 90-an.

5. Nilai Moral yang Positif:

  • Di balik kisah cinta yang romantis dan menghibur, novel ini juga mengandung nilai moral yang positif.
  • Novel ini mengajarkan tentang kesetiaan, kejujuran, keberanian, dan kegigihan dalam meraih cinta.
  • Novel ini juga menunjukkan pentingnya persahabatan dan kekeluargaan dalam kehidupan.
  • Nilai-nilai moral ini disampaikan dengan cara yang halus dan tidak menggurui, sehingga mudah diterima oleh pembaca.

6. Membangkitkan Semangat Literasi:

  • Kesuksesan novel Dilan telah membangkitkan semangat literasi di kalangan masyarakat, terutama remaja.
  • Banyak orang yang terinspirasi untuk membaca dan menulis setelah membaca novel ini.
  • Hal ini merupakan dampak positif yang patut diapresiasi, karena dapat meningkatkan minat baca dan menumbuhkan budaya literasi di Indonesia.

Novel Dilan 1990 memang fenomenal dan disukai banyak orang. Namun, di balik popularitasnya, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:

1. Cerita Monoton dan Kurang Variatif:

  • Alur cerita cenderung datar dan mudah ditebak. Permasalahan yang dihadapi Milea dan Dilan terkesan repetitif, seperti kesalahpahaman dan pertengkaran kecil.
  • Kurangnya konflik eksternal yang signifikan membuat cerita terasa kurang dinamis dan minim kejutan.
  • Hal ini bisa membuat pembaca, terutama yang menyukai cerita penuh intrik dan ketegangan, merasa bosan dan kurang tertantang.

2. Ending Menggantung dan Kurang Memuaskan:

  • Novel ini diakhiri dengan Dilan yang dipenjara dan hubungannya dengan Milea yang tidak jelas. Hal ini menimbulkan rasa penasaran dan kekecewaan bagi pembaca yang ingin mengetahui kelanjutan kisah mereka.
  • Ending yang terbuka ini memang bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara, namun bagi sebagian pembaca, terasa kurang memuaskan dan tidak memberikan kejelasan tentang masa depan Milea dan Dilan.

3. Glorifikasi Budaya Tawuran:

  • Novel ini menggambarkan budaya tawuran antar geng motor sebagai sesuatu yang lumrah dan keren.
  • Hal ini dikhawatirkan dapat memicu glorifikasi budaya kekerasan dan mendorong generasi muda untuk mengikuti tindakan anarkis.
  • Kurangnya edukasi dan kritik terhadap budaya tawuran dalam novel ini menjadi poin yang perlu dipertimbangkan.

6. Potensi Misinterpretasi Pesan:

  • Cara Dilan mendekati Milea, seperti mencoret-coret seragam dan meneriaki namanya di depan sekolah, bisa diinterpretasikan sebagai tindakan romantis oleh beberapa pembaca. Namun, di sisi lain, tindakan tersebut dapat dilihat sebagai bentuk pelecehan dan bullying.
  • Kurangnya kejelasan dalam penyampaian pesan tentang hubungan percintaan yang sehat dikhawatirkan dapat memicu misinterpretasi dan mendorong perilaku yang tidak terpuji.

Novel ini direkomendasikan bagi pembaca yang ingin membaca novel romantis yang ringan dan menghibur. Novel ini juga cocok dibaca bagi para remaja yang ingin bernostalgia dengan masa remajanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun