Dengan orientasi KATANI dalam menciptakan agrobisnis, kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Setiap anggota harus memiliki usaha yang berdeda-beda dari setiap dukuh/dusun akan tetapi saling berkesinambungan. Misal dukuh A budidaya padi, B jagung, C, Peternakan sapi, D olahan jagung, E, olahan tepung beras dan F industri yogurt, begitu juga seterusnya. Sehingga tercipta ekonomi proteksi yang berkesimbungan dalam meningkatkan kebutuhan dan ekonomi masyarakat.
Pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Balitbangtan, memiliki tugas dalam pendampingan KATANI, baik dalam hal off farm, on farm dan pemasaran. Modal awal dari KATANI didapatkan dari Dinas Pertanian dengan mempertimbangkan investasi, cash flow dan kebermanfaatan yang diberikan bagi masyarakat. Sebelum memulai usaha para anggota memeparkan usahanya, dan setelah di ACC anggota akan dibimbing secara intensif agar usaha yang dijalankan berjalan dengan lancar. Â Selain itu untuk membentuk dan meningatkan ideologi serta pengetahuan tentang pertanian diadakan kegiatan-kegiatan lain, seperti Agrbisnis Camp, Study Banding, Pemilihan Duta Petani Muda Daerah dan lain sebagainya.
Dengan KATANI, diharapkan generasi muda memiliki minat yang tinggi terhadap pertanian, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Sarjana pertanian tidak lagi bingung untuk mencari pekerjaan, lulusan SMK, SMP dan SD tidak perlu merantau menjadi TKI untuk mendapatkan pehasilan besar. Sumber pendapatan ada di setiap daerah di Indonesia. Generasi muda yang kreatif dan energik perlu untuk dikembangkan  dalam upaya optimalisasi potensi daerah. Sehingga produksi pertanian melimpah dengan kualitas yang tinggi untuk mencapai swasembada pangan nasional.
Â
[1] Suryo Wiyono, "Kajian Regenerasi Petani", Kinjengdom Studio : Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan 2015.
[2] World Economy Forum (WEF), 2010.
[3] Muzakir, "Generasi Muda Dan Tantangan Abad Modern Serta Tanggung Jawab Pembinaannya". Jurnal Al-Ta'dib. Vol.8 No.2, Juli-Desember 2015
[4] Teuku Muhammad Guci Syaifudin, "Indonesia Kekurangan 28.000 Penyuluh Pertanian", diakses dari Kompas.com. pada tanggal 25 Januri pulul 13.35.
[5] Muhammad Faisal, "Revitalisasi SMK Pertanian Lahirkan Petani Modern" Diakses dari waspadamedan.com pada tanggal 24 Januari 2019 pukul 22.00.
[6] Ika, "Minim Sarjana Bekerja di Sektor Pertanian", diakses dari ugm.ac.id, pada tanggal 25 januari 2019 pukul 09.24.
[7] Banedicta L siregar, "Masa Depan Sarjana Pertanian Indonesia". Fakultas Pertanian  Universitas HKBP Nommensen, Medan