Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjaga Taman Pustaka

22 September 2024   13:02 Diperbarui: 22 September 2024   13:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Photo oleh Emre Can Acer dari pexels.com

Seharusnya tidak perlu aku dengarkan petuah orang tua itu. Bisa-bisanya dia mengaku sebagai penjaga pengetahuan, nyatanya, semua ucapannya membuatku menderita.

"BRAK!" 

"Apa salah meja ini, kau yang bodoh," protes Bonang dengan logat khas Sumatera Utara, jarinya yang panjang menunjuk wajahku.

"Akh..." kuhalau jarinya yang mengacung di depan wajahku.

"Eh, mau kemana kau?"

"Mati!" teriakku sambil berlalu.

***

Barisan pengetahuan yang lusuh dan berdebu itu tidak lagi dijamah oleh manusia, mereka lebih senang memainkan jari-jari lentiknya di atas layar yang halus ketimbang menjelentikkannya di atas kertas yang kumal, dekil, kucel, kusam dan usang ini.

mereka tidak lagi bangga menggandeng tubuh sintalku. memelukku mesra seharian, sudah bukan zamannya. 

Kemarin Tikus tua itu berkelakar, katanya mereka akan berbondong-bondong mencariku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun