Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yuni Semaput

12 Juli 2024   10:49 Diperbarui: 12 Juli 2024   11:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar oleh Abby Chung dari pexel.com

Semenjak hari itu, Yuni semakin gencar melakukan agresi hatinya. Selalu ada kejutan-kejutan kecil di setiap pertanyaan yang diluncurkan, terkadang terselip kata manis yang membuat seisi kelas geger. Andi bergeming, memang sudah menjadi karakter Andi yang dingin seperti kulkas daging, dia membalasnya dengan kata pahit.

Seperti drama Korea pada umumnya, Andi tetap saja bersikap dingin, dia tidak menanggapi betapa kerasnya usaha Yuni untuk mendapatkan hatinya. 

Hari itu, Andi mendapatkan tawaran yang sangat menarik. Andi memang memiliki jiwa oportunis, kalau datang kesempatan yang lebih baik kenapa harus merelakannya pergi, karena kesempatan itu hanya datang sekali seumur hidup, begitulah prinsip yang selalu dipegang teguh selama mengarungi karir di dunia pendidikan.

Dengan berbekal ijazah Doktoral yang dikantonginya, dengan mudah Andi menyabet kesempatan yang datang di hadapannya. Dia ingin membuktikan kepada keluarganya di Makasar kalau putra daerah seperti dirinya dapat mengharumkan nama desa beserta keluarga besarnya di sana. 

Dalam waktu dekat Andi akan berangkat ke Swedia, dia akan berkolaborasi dengan The Swedish Academy. Lembaga yang menjadi otoritas tertinggi yang didirikan pada tahun 1786 oleh raja Gustav III. Andi akan berkolaborasi dengan 18 anggota Swedish Academy, tugas utamanya memilih penerima penghargaan Nobel Kesusastraan setiap tahun. Nobel Prize for Literature, sebuah penghargaan yang diberikan kepada penulis yang dianggap membawa manfaat besar bagi peradaban manusia.

Dengan karir yang gemilang, wajah yang tampan, tentu saja membuat Andi menjadi incaran wanita-wanita pencari cinta. Namun, Andi bukanlah laki-laki yang senang mengobral janji dan juga cinta. Menurut Andi cinta itu adalah tempat di mana hati dapat berlabuh dan jiwa menemukan rumahnya, cinta itu adalah anugerah terindah yang diberikan alam semesta, pilar yang menopang kehidupannya, serta cahaya yang menerangi jalannya ketika gelap. 

Yuni pantang menyerah, meskipun sikap Andi yang selalu dingin padanya. Hari itu, Andi sedang mengajar di kelas Yuni, entah siapa yang memberitahukan Yuni tentang kepergiannya ke Swedia. Yuni terlihat murung, tidak seperti biasanya yang selalu menyebalkan, banyak tanya dan terkadang tidak ada korelasinya dengan materi yang Andi ajarkan.

Hari itu, Yuni melontarkan satu pertanyaan saja, "Kenapa Pak Andi pergi?"

Andi menatap Yuni bingung, "Saya akan ke Swedia dalam waktu dekat, saya akan berkolaborasi dengan Swedish Academy, Yuni." ucap Andi perlahan dengan nada tegas.

Yuni hanya diam saja, dia tidak melanjutkan pertanyaannya, sorot matanya nampak seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi, Andi tidak menanggapinya. Suasana kelas tiba-tiba mendung, beberapa mahasiswi ada yang menitikkan air mata, beberapa dari mereka tiba-tiba meminta Andi untuk berswafoto bersamanya. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun