Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dosa yang Kau Titipkan di Dalam Rahimku

5 Juli 2024   00:21 Diperbarui: 5 Juli 2024   00:29 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar oleh Ranjeet dari pexel.com

"Permisi, Kak... mau pesan makanan sekarang?" tanya pelayan yang tiba-tiba muncul di hadapanku, membuatku terkejut. Sontak kututup buku harian milik ibu yang sudah usang, aku memukannya kemarin di dalam lemari.

Aku sudah sering ke kafe ini bersama Mas Harjo, kami menghabiskan waktu berjam-jam dengan canda-tawa, terkadang menggibah bos, teman, tentang segala hal yang membuat kami tertawa lepas tanpa beban. "Milkshake Vanila, aja." Pelayan itu tidak langsung memunggungiku, matanya berbicara, mengapa aku sendiri?

Aku dan Mas Harjo sudah tidak lagi satu kantor, Mas Harjo memilih untuk pindah ke perusahaan kompetitior. Hari itu, aku baru menyadari ternyata aku kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupku, aku menangisi acara perpisahannya sementara bola mata Mas Harjo menatapku dengan jutaan pertanyaan.

Beberapa hari kemudian, aku tumpahkan semua isi hatiku pada Mas Harjo. Aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini tidak punya kakak, tidak juga adik, sementara ibuku sudah pergi jauh meninggalkanku sejak aku duduk di bangku SD, menyusul ayah ketika aku SMP, aku tumbuh dan besar bersama Bude yang suaminya senang mabuk-mabukkan dan berjudi.

Aku dan Mas Harjo semalam bertengkar. Seharusnya dia sudah tiba di sini, di kafe ini setengah jam yang lalu. Memang bukan salahnya, tapi juga bukan salahku. Aku hidup sendiri, aku ingin merasakan kasih sayang, aku ingin merasakan cinta dari laki-laki yang telah membuatku nyaman.

Aku terlalu nyaman bergelayut di lengannya, hingga dengan rela aku melepas kesucian yang telah aku jaga dengan sepenuh jiwa. Dalam peluknya, semua keraguan menghilang, tergantikan oleh hasrat yang memburu nafsuku. Aku lebih berdosa dari ibu dan ayah, karena Mas Harjo sudah beristri dengan tiga orang anak yang lucu.

Haruskah aku mengakhiri semuanya demi mengembalikan kesucian yang telah hilang, atau terus hidup dalam dosa yang membuat hatiku dihantui rasa bersalah? Haruskah aku mengakhiri hidupnya yang kini berdetak bersama jantungku, atau menerima dosa yang kau titipkan di dalam rahimku?

-Tamat-

Iqbal Muchtar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun