Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Iblis Dua Pintu

4 Juni 2024   17:03 Diperbarui: 14 Juni 2024   20:41 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padri salah menilai Marlini, cuek bukan berarti tidak cinta, bukan? Memang seperti itu karakternya, andai saja hati Marlini dapat dibelah, dapat dipastikan hanya ada nama Padri di dalamnya, terlukis indah di dinding jantung hati Marlini, andai saja Padri tahu tentang hal ini, pastilah Padri akan menyatakan perasaan yang dipendamnya itu.

Seiring dengan berjalannya waktu, Padri dan Marlini semakin dekat, orang tua Marlini melihat gelagat anak gadisnya yang nampak dekat dengan seorang pria tentu mempertanyakan langkah selanjutnya, orang tua Marlini hanya ingin yang terbaik untuk anak perempuan semata wayangnya itu.

"Mar... sini... duduk di sini, Ibu mau bicara!" pinta Ibu pada Marlini ketika dia baru saja pulang, ibunya Marlini mengintip dari jendela, ketika dia baru saja di antar pulang oleh Padri, ibunya Marlini sudah lama kenal dengan Padri, karena Padri sering ke rumah Marlini untuk mengerjakan beberapa proyek artisan dari kantor.

"Ada apa bu?" tanya Marlini lembut sambil memeluk lembut ibunya yang sedang duduk di sofa.

"Kenapa Padri belum melamar kamu?" tanya ibunya Marlini serius, matanya menatap marlini tajam.

Marlini langsung berdiri, "Enggak tau, Ibu tanya aja deh sama orangnya besok!" Marlini pergi meninggalkan ibunya.

Padri bukannya tidak ingin menyatakan perasaan yang sangat menggebu-gebu yang selalu dia pendam pada Marlini, tapi karena ibunya Padri sudah melarang Padri untuk dekat dengan perempuan itu, ibunya Padri tidak suka dengan perempuan bertato, merokok, tindikannya banyak, mau jadi apa anak kalian nanti, begitu kurang lebih kata-kata ibunya Padri.

***

Padri dinikahkan dengan pilihan orang tuanya, gadis desa yang sangat polos, meskipun dia sarjana tapi perempuan yang menjadi istri Padri adalah seorang wanita rumahan, tidak pandai bersolek seperti Yusi yang cantik atau Marlini yang gotik, gadis itu bernama Nurbaiti.

Padri diterbangkan jauh ke luar kota, agar dapat melupakan Marlini oleh orang tuanya sebelum dinikahkan dengan pilihan mereka, di sana, Padri juga diberikan sebuah usaha yang bergerak dibidang desain grafis. Padri memang anak yang ulet dan sangat penurut, tak butuh waktu lama, usaha Padri berkembang pesat.

Setelah menikah dengan Nurbaiti selama tujuh tahun, mereka belum juga dikaruniai buah hati, sudah berbagai macam program dilakukan, kecuali bayi tabung yang belum mereka laksanakan, alasan Nurbaiti sederhana, ia ingin proses perjumpaan sel telur dengan sel sperma dengan izin Tuhan, bukan dengan campur tangan manusia di dalam laboratorium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun