Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Perlu Agama, Cukup Menjadi Manusia Saja

9 Mei 2024   21:50 Diperbarui: 9 Mei 2024   22:11 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari pexel.com

"Lalu, apa tugas kita?"

"Masukan semua yang udah aku sebut tadi ke hati mereka," Iblis itu menatapnya tajam, "biarkan semua itu menguasai hatinya, biarkan virus-virus itu menggerogoti hatinya, kita... duduk saja, meringankan kerja kita, sobat!" ucapnya sambil merangkul pundak Iblis yang masih belum memahami arti dari kehidupan itu.

***

"Pergi..." teriak seorang perempuan, "PLAK." Sebuah tamparan pun mendarat di pipinya yang putih dan halus, laki-laki yang mendaratkan tangannya yang besar itu terlihat sangat marah, kebencian berhasil mengerogoti hatinya, padahal, semua permasalahan yang menimpa mereka karena ulahnya.

Perempuan yang mendapatkan gambar tangan di pipi halusnya itu hanya menangis, hatinya terluka, laki-laki yang dicintainya sepenuh hati itu telah menghianatinya.

***

"Anak durhaka..." teriak seorang ibu yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkan anak itu, "tidak sudi mama punya anak seperti kamu!" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk wajah anaknya.

Padahal, memang ibunya yang salah, anak itu memergoki ibunya yang sedang memadu kasih bersama laki-laki lain, ibu dari anak itu telah dikuasai oleh kemunafikan yang ditanam Iblis di hatinya.

***

"Sayang, liat deh," ucap seorang perempuan yang sedang menunjukkan gambar sebuah tas yang harganya mencapai puluhan juta, "aku mau..." Perempuan itu bergelayut manja di lengan laki-laki itu.

"Iya, nanti aku transfer ya..." balas laki-laki itu sambil mengelus wajah halus perempuan itu, ketika mengatakan kalimat itu, otaknya berfikir, dia sedang menyusun strategi untuk mengambil uang perusahaan, dia sudah melakukan hal itu beberapa kali, uang itu digunakannya untuk kesenangan semu, Iblis berhasil menyiram hatinya dengan keserakahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun