Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apakah Kamu Lebih Malu terhadap Manusia, Ketimbang Tuhan?

4 Mei 2024   19:17 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:27 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh cottonbro studio dari pexel.com

"Linda? Ada apa?" tanya Bobby lembut, acara mereka sore itu batal, setelah melihat pasangan kakek-nenek itu Linda tidak lagi bersemangat menghabiskan waktu akhir pekan bersama Bobby, padahal, biasanya mereka lupa waktu, sering juga pulang pagi. Mereka sedang dalam perjalanan pulang, Linda tiba-tiba memaksa pulang.

Linda hanya menatap, mata itu sama seperti tadi, ketika Linda melihat pasangan usia senja yang terlihat sedang menghabiskan waktu itu, ada apa? Bobby benar-benar tidak tahu?

"Kamu enggak apa-apa, kan?"

Linda hanya menggeleng, ia ingin menceritakan semuanya, ia ingin menjadi dirinya sendiri, Linda yang selalu berceloteh dengan lantang apa bila nampak sesuatu yang janggal di hadapan matanya, namun, kali ini ia merasa malu, andai saja Bobby tahu siapa yang duduk berdua di ujung ruangan itu, sepasang kekasih haram itu, tidak, Linda menolak pikirannya, Bobby tidak boleh tahu.

"Baru jam 7, biasanya kita pulang pagi!"

"Pulang aja, Bobby," pinta Linda.

Nafsu liarnya hilang seketika, dia hanya ingin pulang, mungkin saja dia ingin merenung atau ingin merangkai kata untuk menyampaikan apa yang dia lihat tadi, pada sahabatnya, Eva. Mereka selalu bersama sejak SMP dan bahkan hingga saat ini, mereka sering menghabiskan waktu bersama di waktu senggang, hobby mereka sama, jenis musik yang sama, selera cowok yang sama, sahabat sempurna bagi Linda.

Wanita yang duduk di ujung ruangan itu adalah ibunya Eva, wanita yang duduk di sudut itu adalah guru di sekolah Linda dan Eva, guru yang lebih sering ceramah tentang agama ketimbang berkhotbah tentang Fisika, namun, apa yang terjadi di dunia nyata, kelakuannya tidak sejalan dengan kata-katanya, usia pun sudah tidak lagi muda, mungkin lusa dia akan pergi meninggalkan dunia.

Wanita yang bercengkrama di ceruk ruangan itu telah ditinggal pergi oleh suaminya tiga belas tahun yang lalu, Linda paham, mungkin wanita tua itu ingin menikmati hari tuanya, sayangnya, laki-laki yang sedang merayu wanita itu adalah tetangganya, hanya berjarak tiga rumah dari rumah Linda, istrinya pun masih hidup, sehat, dan masih aktif mengisi waktu tuanya, laki-laki yang memuntahkan kata-kata manis pada ibunya Eva itu sering menjadi buah bibir bagi warga sekitar rumah Linda, mereka menyebut laki-laki itu "Gila."

***

Ternyata memang Linda hanya ingin sendiri di rumah, dia tidak butuh siapa pun saat ini, dia hanya ingin sendiri. Bobby memutuskan untuk pulang setelah berjam-jam tanpa kata dan canda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun