Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerajaan Tempurung

3 Mei 2024   11:11 Diperbarui: 3 Mei 2024   11:19 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Olex dari pexel.com

"Pergi..."

"Kenapa?"

"Lebih baik, aku bernafas bersama dengan koloniku saja, sesama Semut Merah," teriak Semut Merah dari kejauhan, ia terus saja melangkah tanpa menoleh, meskipun para kecoa-kecoa yang dipelihara oleh Raja menangis melepas kepergiannya.

Sebelum pergi Semut Merah membuat sebuah prasasti di tengah kerjaan Tempurung.

Prasati itu bertuliskan :

Melangkahlah pergi, dengan hati yang berani menantang angin, menjelajahi lorong-lorong waktu yang tersembunyi di balik tirai kehidupan. Di setiap langkah yang diambil, biarkan langit menjadi saksi akan perjalanan yang tak terhingga, di mana cahaya matahari memeluk bayang-bayangmu dengan lembut, menyemangati langkahmu menuju horison yang mengundang dengan misteri.

Dalam pergi, biarkan alam menjadi sahabatmu yang setia, menyapa dengan desiran daun dan nyanyian burung yang merdu. Biarkan aroma bunga-bunga liar menuntunmu melintasi jalan-jalan yang jarang dijamah, sambil meresapi keindahan yang terlukis dalam setiap nuansa warna.

Pergilah dengan keyakinan bahwa di ujung perjalanan itu, terbentang kehidupan yang menunggumu dengan pelukan hangatnya. Dan ketika kau memandang ke belakang, kau akan tersenyum melihat jejak yang kau tinggalkan, sebagai bukti bahwa setiap langkahmu memiliki makna yang dalam dalam perjalanan menuju takdir yang telah ditetapkan.

-Tamat-

Iqbal Muchtar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun