Samsul berfikir ada sesuatu yang aneh dari berita ini, itu sebanya ia menunggu hingga Isya tiba, seharusnya ada beberapa murid ungku yang datang kepadanya untuk memberikan berita ini, namun hingga lepas Isya tidak ada satu pun murid ungku yang datang.
Sementara Basri langsung bergegas menuju hutan, setibanya disana ia memberitahukan semua permasalahan yang sedang dihadapinya, pasukan bukit barisan pun segera merayap turun menyerbu surau yang di tuju.
Namun, belum lagi tiba di surau mereka sudah di kepung oleh puluhan pasukan Nipon, mereka semua diikat lalu diseret hingga tiba di surau yang jaraknya puluhan kilo meter.
"Basri," ucap seorang pimpinan tentara Nipon ketika ia tiba di surau dengan luka-luka di sekujur tubuhnya.
"Kurang ajar kalian penjajah," teriak basri.
"Lepas, kau tak boleh pegang wanita yang bukan muhrim kau," terdengar teriakkan seroang wanita di sebelah Basri, ia menoleh, Dzuriah. Basri hendak berdiri menyelamatkan Dzuriah, namun tentara Nipon menghantam kepalanya.
"Bodoh, kau bisa tertangkap karena wanita murahan itu," ucap pimpinan tentara Nipon itu.
"Uda Basri, mereka berjanji memberitahu siapa yang membunuh ayah, ternyata mereka pendusta," teriak Dzuriah.
Tak lama Samsul pun muncul di tengah-tengah mereka dengan luka-luka disekujur tubuhnya, ia pingsan atau mungkin sudah tidak bernyawa.
"Bakar semuanya," teriak pimpinan tentara itu.
Dzuriah di seret-seret oleh pimpinan tentara Nipon itu, ketika sedang diseret ia melihat jasad ungku tergeltak di dalam surau yang sedang di bakar oleh tentara Nipon.