"Maaf pak, kami hanya mau makan, izinkan kami makan bersama kalian," pinta si buta.
Wajah Radit semakin memerah, ia benar-benar marah, di kasih uang tidak mau, malah minta makan malam bersamanya dan Nayla.
"Kurang..." Nayla langsung menutup mulut Radit dari belakang.
"Jangan ngomong sembarangan," bisiknya ditelinga Radit. Emosi Radit perlahan mereda. "Aku masih ada ayam, nanti aku buatin aja untuk mereka bertiga," ucap Nayla.
"Terima kasih, Bu," sahut si buta, sepertinya ia mendengar pembicaraan Radit dan Nayla.
"Udah yuk kita masuk aja," pinta Nayla.
"Kami tidak bisa masuk rumah sebelum ada makanannya, Bu," sahut si buta menimpali.
"Siapa yang nyuruh kalian masuk, kalian di sini aja," teriak radit.
"Udah ... yuk!" Nayla menarik tangan Radit.
Ketiga pengemis tua itu masih saja berdiri tanpa merubah posisi berdiri mereka, Radit mulai menaruh curiga kepada mereka bertiga, "Kita telepon polisi aja, Nay," ucap Radit sambil berbisik.
"Enggak usah, nanti aku bungkusin makanan aja, emang mereka butuh makan aja kayaknya, bukan uang," balas Nayla.