Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Barang Antik Itu adalah Semangka

4 November 2023   17:10 Diperbarui: 4 November 2023   17:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari pexel

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Di depan mata aku, ada ratusan buah semangka yang berbaris rapi di atas tanah yang subur. Buah-buah itu berukuran besar, dengan kulitnya yang berwarna hijau cerah. Aku bisa merasakan aroma dan rasa manis buah itu dari kejauhan. Aku merasa seperti berada di surga.

Engkong Felix tersenyum, ia berkata, "Selamat datang di kebun semangka milikku, Wibyanto. Ini adalah buah yang paling berharga di dunia, aku akan memberikan beberapa buah, untukmu sebagai hadiah. Tetapi sebelum itu, Wibhy, kamu harus membantuku memanen serta menjaga buah-buah ini, karena ada banyak orang yang ingin mencurinya dan juga merusaknya. Kamu harus bersiap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, dan lebih besar dari yang pernah kamu alami sebelumnya. Apakah kamu siap?"

Aku menelan ludah, perlahan mengangguk, aku takut, gugup, penasaran. Aku ingin membawa buah itu ke Iskandariyah, menjualnya dengan harga yang fantastis. Aku pikir, ini adalah petualangan terakhir dan juga terbesar untukku, aku tidak akan menyia-nyiakannya.

Aku mengikuti langkah engkong Felix masuk ke dalam kebun semangka, dan memulai pekerjaanku.

***

Aku telah tinggal di kebun semangka kakek itu selama beberapa bulan. Aku telah membantunya memanen, menjaga buah-buah itu, belajar banyak hal dari engkong Felix, tentang cara menanam, merawat, dan memilih buah semangka yang baik. Aku merasa seperti seorang seorang ahli semangka.

Aku berhenti berjualan barang-barang yang aku bawa dari Iskandariyah. Aku hanya fokus bertani semangka, karena aku tahu bahwa buah itu adalah buah yang paling berharga dan juga bermanfaat di dunia.

Aku juga menjalin hubungan yang baik dengan engkong Felix, kini aku menganggap engkong Felix seperti seorang ayah, sama seperti Ayah Tuah yang pernah mengajariku berdagang barang-barang antik ketika aku di Iskadariyah. Aku sangat menghormatinya, aku juga berusaha mengenal keluarga teman-teman engkong Felix sama seperti Ayah Tuah, semuanya orang-orang yang baik dan ramah. Aku merasa bahwa aku telah menjadi bagian dari keluarga dan juga komunitas engkong Felix.

Aku sudah lupa dengan kafilah dagang yang aku sempat aku tinggalkan ketika aku tiba di Palestina. Aku tidak lagi peduli dengan apa yang akan terjadi dengan mereka. Aku tidak ingin lagi menjelajahi dunia dan menemukan barang-barang baru. Aku hanya ingin tinggal di kebun semangka milik engkong Felix di Palestina, menikmati hidup dengan cara yang sederhana dan damai. Aku merasa bahwa aku telah menemukan tujuan dari hidupku.

Aku tidak tahu apakah aku akan kembali ke Iskandariyah, apakah aku akan melihat keluarga serta teman-temanku lagi di sana, yang aku tahu saat ini aku bahagia dan sangat bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang, yang aku tahu  saat ini, aku mencintai buah semangka, dan aku mencintai engkong Felix.

Ternyata, barang antik itu adalah semangka.

-Tamat-

Iqbal Muchtar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun