Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Janji, Aku Akan Memelukmu Lagi

1 Oktober 2023   11:47 Diperbarui: 1 Oktober 2023   12:43 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Brett Jordan dari pexel.com

"Tidak, ayah. Aku tidak akan menikah dengan Raka. Aku tidak akan meninggalkan Radit. Aku akan tetap bersamanya." teriakku, aku tidak ingin ayah memaksakan kehendaknya.

"Nayla, jangan membuat kami marah. Jika kamu tidak mau menikah dengan Raka, kami akan mengusirmu dari rumah ini. Kami akan memutuskan hubungan denganmu." Ibu menimpali, ia menatapku, aku lihat ia berusaha membujukku agar aku mengikuti kemauannya.

"Baiklah, ibu. Jika itu yang kalian inginkan, aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan pergi bersama Radit." kataku tegas, aku tidak gentar dengan ancaman dari orang tuaku.

"Nayla, jangan berani-beraninya kamu melakukan itu. Jika kamu pergi bersama Radit, kamu akan menyesal seumur hidupmu." teriak ayah kepadaku.

"Tidak, ayah. Aku tidak akan pernah menyesal menyesal. Aku akan bahagia bersama Radit." Aku segera beranjak dari rumah, aku berlari menuju rumah Mbok Sulastri dengan membawa beberapa pakaian.

Mbok Sulastri sudah tidak lagi bekerja di rumahku, ia di berhentikan karena sebuah aduan yang mengatakan rumahnya yang sering dipakai untukku berjumpa Radit.

Keluarga Mbok Sulastri sudah tahu tentang hubunganku dengan Radit, mereka mendukungku sepenuhnya, menurut mereka Radit adalah pemuda yang baik, ia sangat cocok bersanding denganku.

Mbok Sulastri segera menyuruh anaknya mencari Radit di alun-alun kota Bandung. sehari kemudian Radit tiba di rumah Mbok Sulastri. Kami melarikan diri bersama ke Jakarta.

***

Penjajahan Belanda berakhir dengan pendudukan Jepang pada tahun 1942. Radit menjadi seorang pejuang kemerdekaan yang bergabung dengan gerakan perlawanan melawan Jepang dan Belanda. Dia bilang bahwa dia harus berjuang untuk tanah airnya, untuk masa depannya, untuk kami. Aku dan anak Radit di dalam rahimku.

Aku tidak ingin dia pergi, aku benar-benar takut kehilangannya. Tapi Radit bilang bahwa ini adalah panggilan jiwanya, dia tidak bisa menolak panggilan itu. Dia bilang bahwa dia akan selalu mencintaiku dimana pun dia berada, dan dia berjanji akan kembali, dia berjanji akan memelukku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun