"Tidak, ayah. Aku tidak akan menikah dengan Raka. Aku tidak akan meninggalkan Radit. Aku akan tetap bersamanya." teriakku, aku tidak ingin ayah memaksakan kehendaknya.
"Nayla, jangan membuat kami marah. Jika kamu tidak mau menikah dengan Raka, kami akan mengusirmu dari rumah ini. Kami akan memutuskan hubungan denganmu." Ibu menimpali, ia menatapku, aku lihat ia berusaha membujukku agar aku mengikuti kemauannya.
"Baiklah, ibu. Jika itu yang kalian inginkan, aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan pergi bersama Radit." kataku tegas, aku tidak gentar dengan ancaman dari orang tuaku.
"Nayla, jangan berani-beraninya kamu melakukan itu. Jika kamu pergi bersama Radit, kamu akan menyesal seumur hidupmu." teriak ayah kepadaku.
"Tidak, ayah. Aku tidak akan pernah menyesal menyesal. Aku akan bahagia bersama Radit." Aku segera beranjak dari rumah, aku berlari menuju rumah Mbok Sulastri dengan membawa beberapa pakaian.
Mbok Sulastri sudah tidak lagi bekerja di rumahku, ia di berhentikan karena sebuah aduan yang mengatakan rumahnya yang sering dipakai untukku berjumpa Radit.
Keluarga Mbok Sulastri sudah tahu tentang hubunganku dengan Radit, mereka mendukungku sepenuhnya, menurut mereka Radit adalah pemuda yang baik, ia sangat cocok bersanding denganku.
Mbok Sulastri segera menyuruh anaknya mencari Radit di alun-alun kota Bandung. sehari kemudian Radit tiba di rumah Mbok Sulastri. Kami melarikan diri bersama ke Jakarta.
***
Penjajahan Belanda berakhir dengan pendudukan Jepang pada tahun 1942. Radit menjadi seorang pejuang kemerdekaan yang bergabung dengan gerakan perlawanan melawan Jepang dan Belanda. Dia bilang bahwa dia harus berjuang untuk tanah airnya, untuk masa depannya, untuk kami. Aku dan anak Radit di dalam rahimku.
Aku tidak ingin dia pergi, aku benar-benar takut kehilangannya. Tapi Radit bilang bahwa ini adalah panggilan jiwanya, dia tidak bisa menolak panggilan itu. Dia bilang bahwa dia akan selalu mencintaiku dimana pun dia berada, dan dia berjanji akan kembali, dia berjanji akan memelukku lagi.