"Apa bukti Anda?" Aku penasaran dengan pemaparannya.
"Saya melihat dia keluar dari kamar kami dengan tergesa-gesa ketika pesta masih berlangsung. Saya mengikutinya dan melihat dia naik mobilnya lalu pergi. Saya mencoba mengejarnya, tapi dia sudah sangat jauh." Marie terlihat sangat bersemangat menceritakan kejadian pada saat itu.
"Apakah Anda melaporkan hal ini kepada polisi?" tanyaku.
"Tidak, saya tidak bisa melakukan itu. Suami saya sangat bangga dengan kalung itu dan tidak mau orang lain tahu bahwa dia kehilangan kalung itu. Dia juga tidak mau kasus ini muncul di media. Dia bilang dia akan menyelesaikan masalah ini sendiri." Ia terlihat murung.
"Tapi mengapa Anda meminta bantuan saya?"
"Karena saya tidak percaya padanya. Entahlah, tapi saya rasa dia berbohong, sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kalung itu. Saya curiga dia punya hubungan gelap dengan wanita lain dan memberikan kalung itu padanya sebagai hadiah." Marie mengepalkan tangannya, kemudian ia memukul meja kedai kopi itu. Ia terlihat sangat kesal.
"Bagaimana Anda bisa berpikir seperti itu?"
"Karena saya melihat buktinya sendiri. Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebuah surat cinta di dalam saku jas Count De La Roche yang ditulis oleh seorang wanita bernama Juliette. Surat itu penuh dengan kata-kata mesra juga rayuan. Di akhir surat, wanita itu memintanya untuk memberikan kalung berlian itu padanya sebagai tanda cintanya." Nada suara Marie meninggi.
"Apakah Anda yakin surat itu ditujukan untuk suami Anda?"
"Ya, saya yakin. Surat itu ditulis dengan tulisan tangan yang sangat bagus, sudah pasti tulisan tangan seorang wanita dan wanita itu memanggil suami saya dengan sebutan, Mon Cheri. Itu adalah nama panggilan yang saya gunakan ketika kami masih pacaran dulu."
"Jadi, Anda ingin saya menemukan kalung itu dan membuktikan bahwa suami Anda berselingkuh dengan wanita lain?"