"Apa dia bisa memberimu apa yang sering aku berikan padamu dulu? Apa dia bisa memberimu hadiah-hadiah mewah, seperti perhiasan, baju, dan tas? Apa dia bisa mengajakmu makan malam di restoran-restoran mahal, atau menonton film di bioskop-bioskop terkenal?" Ia mengejek suamiku yang kucintai, kata-katanya membuatku naik pitam.
"Aku tidak peduli dengan semua itu, Tan Kian Lie. Aku tidak peduli dengan harta atau jabatanmu. Aku hanya peduli dengan hati dan perasaanmu. Dan kamu sudah mengecewakanku." Kali ini aku bener-benar marah.
"Jadi, kamu lebih memilih Radit daripada aku? Kamu lebih memilih pedagang minyak keliling daripada saudagar Tionghoa kaya raya sepertiku?" Ia pun marah setelah aku mengatakan hal itu.
"Ya, aku lebih memilih Radit daripada kamu. Aku lebih memilih pedagang minyak keliling daripada saudagar Tionghoa kaya raya yang munafik." Aku berteriak membentaknya.
"Dasar wanita bodoh dan murahan! Kamu tidak tahu apa-apa tentang cinta! Kamu hanya tahu tentang nafsu! Kamu hanya tahu tentang materi!" teriaknya, menimpali kata-kataku.
"Dasar pria sombong dan kejam! Kamu tidak tahu apa-apa tentang cinta! Kamu hanya tahu tentang ego! Kamu hanya tahu tentang diri sendiri!" kataku membalas kata-katanya.
"Baiklah, Rani. Kalau begitu, bersiap-siaplah untuk menyesal! Aku tidak akan tinggal diam melihatmu bersama Radit! Aku akan merebutmu kembali dari dia! Aku akan menghancurkan kehidupanmu dan dia!"
"Apa? Apa maksudmu? Apa yang akan kamu lakukan?"
"Kamu akan segera tahu, Rani. Kamu akan segera tahu." Ia langsung mengakhirinya.
***
Beberapa hari kemudian, Rani mendapat kabar bahwa Radit diserang oleh seorang di jalan Ketika sedang berjualan minyak tanah keliling. Untungnya, Radit berhasil selamat dan membela diri. Polisi berhasil menangkap dan menginterogasi orang itu, dia mengaku bahwa dia disewa oleh Tan Kian Lie untuk menghabisi Radit.