Aku seorang wanita yang memiliki kemampuan istimewa, aku dapat melihat aura orang-orang di sekitarku, aura itu berwarna-warni, ada biru, ungu, merah, kuning. Semua warna aura itu menunjukan karater dan sifat dari orang tersebut, dan satu hal yang aku yakini bahwa setiap orang memiliki jodoh yang sempurna jika pasanganya memiliki aura yang sama dengan dirinya.
Aku sudah berpacaran dengan Dika selama lima tahun. Dika adalah seorang pria yang tenang, sabar, dan setia. Dia selalu mencintai dan menyayangiku. Dia juga berencana untuk menikah denganku bulan depan.
Namun, aku selalu merasa bahwa Dika bukanlah jodohku yang sebenarnya. Aku selalu melihat aura Dika berwarna biru muda, sedangkan aku sendiri memiliki aura berwarna merah. Aku adalah seorang wanita yang penuh dengan semangat, berani, dan mandiri. Aku merasa bahwa aku dan Dika tidak cocok satu sama lain, kebaikan hatinya yang membuatku mampu bertahan meski banyak perbedaan.
Suatu hari, aku bertemu dengan seorang pria bernama Radit di sebuah kafe. Radit adalah seorang penulis novel yang sedang mengerjakan proyek buku terbarunya. Aku terpesona dengan Radit karena aku melihat aura Radit berwarna merah, sama seperti diriku. Aku merasa bahwa Radit adalah jodohku yang sebenarnya.
"Halo, Dika." Sapaku, "Aku Nayla, penggemar berat novel-novel Anda, senang sekali bisa bertemu Anda di sini." ucapku.
"Halo, Nayla. Terima kasih atas apresiasi Anda. Aku juga senang bisa berkenalan dengan Anda. Apa yang membuat Anda tertarik dengan karya-karyaku?" tanya Radit.
 "Aku suka dengan gaya penulisan Anda yang mengalir dan penuh imajinasi. Aku juga suka dengan tema-tema yang Anda angkat, seperti cinta, petualangan, dan misteri. Aku merasa terhubung dengan dunia yang Anda ciptakan." jawabku.
 "Wah, aku terharu mendengar pujian Anda. Aku senang Anda bisa menikmati karya-karya yang aku buat." Radit menatapku, kemudian melanjutkan kata-katanya, "Aku juga merasakan seperti ada kesamaan diantara kita. Aku melihat bahwa Anda juga memiliki jiwa yang bersemangat, berani, dan mandiri."
"Benarkah?" Aku terbuai oleh kata-kata itu, "Bagaimana Anda bisa tahu?"
"Aku bisa melihatnya dari mata dan senyum Anda. Mata dan senyum Anda berbicara banyak tentang diri Anda. Saya suka dengan mata dan senyum Anda."