"Dengarlah, Lalat yang terlalu banyak membaca," Ia menatapku, "aku sudah berada di danau ini lebih dari sepuluh tahun, mana mungkin aku meninggalkan danau ini." Ujarnya sambil tertawa.
Kalian para Nyamuk hanya berfikir untuk mengisi isi perutmu saja, membius mangsamu dan menghisap darahnya hingga perutmu kenyang, lalu kamu pergi meninggalkannya dalam kondisi gatal-gatal dan juga bentol disekujur tubuh makhluk itu, tapi hanya kamu yang bisa berbicara denganku, pemikiranmu itu sangat oportunis, sama sepertiku, tapi aku mementingkan semua yang berada disekelilingku, apa jadinya kalau kotoran-kotoran itu tidak kuurai, aku memberikan kontribusi yang baik untuk alam ini, tapi aku lebih sering dicaci dan dimaki.
"Hei, lihat." Ia membuyarkan lamunanku, kali ini aku benar-benar melamun, "Itu ada bangkai Lele baru."
"Aku sedang tidak tertarik" Jawabku.
"Kenapa?"
"Aku ingin berhenti menjadi Lalat."
"Lalu, mau jadi apa?" Ia terlihat bersungut-sungut, "Bicara denganmu itu tidak pernah ada habisnya." Lanjutnya, lalu ia pergi meninggalkanku di dahan yang kering ini.
Memang aku ingin mengusirmu, begitulah caraku, "Hei... kawan-kawan tunggu aku" teriakku dari jauh, kukepakkan sayapku dan segera terbang menuju bangkai Lele itu."
Â
-TAMAT-
Iqbal Muchtar