Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Perjalanan di Balik Kaca Bus Kota

2 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 3 Agustus 2023   20:19 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Surya tidak kehabisan akal, dengan bijaksana, dia mengumumkan kepada penumpang, "Maaf, kita harus mengambil jalur alternatif. Tapi jangan khawatir, saya akan mencari rute terbaik untuk mengantarkan kalian ke tujuan masing-masing."

Para penumpang setuju dengan ide pak Surya, mereka tahu bahwa Pak Surya akan melakukan yang terbaik untuk membawa mereka ke tempat tujuan dengan aman. Meski harus berhadapan dengan tantangan selama di perjalan, tapi suasana di dalam Kopaja saat itu tetap tenang.

Selama di perjalanan menembus jalur alternatif yang dipilih oleh Pak Surya, Budi, Rena, dan Pak Amat saling berbincang. 

Mereka berbagi cerita tentang bagaimana mereka biasanya menghabiskan waktu setelah pulang dari pekerjaan dan kampus. Mereka tertawa bersama, menghibur satu sama lain, dan lupa sejenak tentang hujan yang menghalangi perjalanan mereka.

Rena menceritakan tentang pengalaman menariknya di kampus, bagaimana dia bekerja sama dengan teman-temannya dalam proyek desain arsitektur, dan bagaimana dia selalu mencari inspirasi di sekitar kota untuk menciptakan karya-karya indahnya. 

Budi menceritakan tentang kehidupan kantornya, bagaimana dia menjalankan tugasnya dengan tekun, dan terkadang, dia juga meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat menarik di kota bersama keluarganya.

Pak Amat mendengarkan cerita mereka dengan penuh antusiasme, dan dia juga turut berbagi kisah-kisah masa lalunya sebagai seorang guru. 

Dia menceritakan tentang momen-momen penuh makna bersama murid-muridnya dan bagaimana dia selalu merasa bangga melihat mereka tumbuh dan berkembang.

Tertawa dan bercanda, ketiganya merasa atmosfer di dalam Kopaja itu menjadi lebih hangat. Hujan yang mengguyur kota seolah tak lagi mengganggu mereka, karena mereka menemukan kehangatan dan kebersamaan dalam perjalanan mereka bersama bus Kopaja ini.

Pak Surya, yang masih fokus mengemudikan bus dengan sangat hati-hati itu, sangat senang melihat penumpangnya menikmati perjalanan tersebut. Dia merasa lega bahwa suasana di dalam bus telah berbalik menjadi ceria setelah insiden kecil tadi.

Setelah melewati beberapa jalan alternatif, akhirnya Kopaja tiba di depan kantor Budi dan kampus Rena. Sebelum turun, mereka saling berpamitan dengan senyum bahagia di wajah mereka. Rena memberikan tangan kecil yang bertanda love kepada Budi dan Pak Amat sebagai tanda persahabatan yang semakin erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun