Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Istriku Menggemaskan

29 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2023   16:07 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar cerpen Istriku menggemaskan, foto oleh Lisa Fotios dari pexel.com

Setelah bersama-sama menciptakan hidangan yang lezat dan menyusun harmoni dalam setiap potongan sayuran, akhirnya sup pun sudah jadi. Aroma hangatnya menyebar di seluruh dapur, mengundang selera untuk segera mencicipi kelezatannya.

Kami berdua duduk di meja makan yang sudah kami siapkan persis seperti restoran di film itu. Suasana di sekitar penuh dengan kebahagiaan dan kehangatan. Tidak hanya sekadar makanan yang mengisi piring-piring itu tetapi juga kebersamaan dan canda tawa yang melimpah.

Kami mengisi piring kami dengan sup yang baru saja aku masak dengan penuh cinta. Setiap suapan rasanya begitu istimewa, sup itu menjadi pelengkap perasaan kami.

"Questa zuppa deliziosa," kali ini ia berlagak seperti pelanggan restoran yang sedang memuji chef kesayangannya, sambil mengecup jarinya.

Senyumku semakin lebar mendengar pujian darinya. Hidup ini begitu indah ketika aku berada di sampingnya. Ia adalah segalanya bagiku, kekasih sejati yang membuat hidup ini berarti.

Kami berdua duduk di sofa setelah selesai makan. Sambil menikmati secangkir teh hangat, kami berbicara tentang impian dan harapan kami untuk masa depan. Kehidupan ini, seperti sup yang kami masak bersama, terus berwarna dan penuh dengan kehangatan cinta.

Di malam yang penuh kedamaian ini, kami saling berpelukan erat, menikmati kehadiran satu sama lain. Setiap momen yang kami lewati bersama adalah bagian dari kisah cinta kami yang takkan pernah pudar. Kehangatan cinta kami menjadi sup pelipur lara dalam perjalanan hidup yang kami jalani bersama, dalam satu ikatan yang tak terpisahkan.

"Radit..."

"Mmmm...." Aku sangat lelah setelah seharian mengikuti keinginannya.

"Pulang yuk," aku mau makan kue pancong.

Mendengar itu, aku pura-pura pingsan dengan menjatuhkan tubuhku di pundaknya. Adegan Remi si tikus masih saja berlaku, pinggangku menjadi sasaran cubitannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun