Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kehidupan yang Berkedip-kedip

14 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 14 Juli 2023   08:11 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Parker menghabiskan waktu berbulan-bulan di bengkelnya, bereksperimen dengan berbagai desain dan sirkuit listrik. Akhirnya, ia berhasil menciptakan lampu sein pertamanya. Lampu itu mampu berkedip dengan ritme tertentu, memberikan peringatan kepada pengemudi lain tentang niatnya untuk berbelok atau berpindah jalur" sambung Kakek Sugiono kepada Emma yang terlihat sangat antusias dengan kisah itu.

Setelah kisah awal penemuan lampu sein, Kakek Sugiono juga menceritakan petualangan lampu-lampu itu setelah mereka meninggalkan pabrik milik Parker.

"Salah satu lampu sein berakhir di sebuah mobil antik yang dioperasikan oleh seorang pria bernama Jack" Kakek Sugiono terlihat seperti menunjuk sesuatu, kemudian ia melanjutkan ceritanya "Jack adalah penggemar mobil klasik dan menggunakan mobilnya untuk mengunjungi berbagai pameran otomotif di seluruh negeri" Kakek Sugiono menghentikan kalimatnya, ia mengambil nafas panjang kemudian dihempaskannya, ia melanjutkan kembali cerita itu "Lampu sein pada mobil Jack menjadi saksi setiap momen perjalanan yang menarik perhatian orang-orang, mulai dari perjalanan panjang di jalan raya hingga acara eksklusif di kota-kota juga di desa-desa"

"Lampu sein itu juga berlayar ikut dengan kapal pesiar mewah. Mereka berkilauan di gelapnya malam, memberikan isyarat kepada kapal-kapal lain dan memberikan informasi tentang keberadaan kapal pesiar itu di tengah samudera. Lampu-lampu itu menghadirkan kilauan khusus pada pesta malam di atas kapal, memikat pengunjung dengan keindahannya" cerita Kakek Sugiono semakin seru bagi Emma, napak di kedua bola mata Emma yang terlihat semakin membesar.  

"Beberapa lampu sein yang beruntung itu berakhir di mobil pemadam kebakaran dan juga ambulans. Mereka memberikan isyarat tegas kepada pengemudi lain untuk memberikan jalan saat mobil pemadam kebakaran dan juga ambulans meluncur dengan kecepatan tinggi untuk menyelamatkan kehidupan para manusia. Lampu-lampu itu menjadi lambang harapan dan keamanan bagi mereka yang berada di sekitarnya" sambung Kakek Sugiono, ia menatap mata Emma sangat dalam.

Emma terpesona mendengarkan cerita Kakek Sugiono tentang petualangan lampu-lampu sein itu. Ia tak pernah menyadari bahwa ada begitu banyak kisah menarik di balik sebuah objek yang tampak sederhana seperti lampu sein.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat banyak pergantian pemilik lampu sein" Kakek Sugiono menghentikan kalimatnya.

"maksud kakek apa?" tanya Emma, yang merasa kebingungan dengan pernyataan Kakek Sugiono.

"Ya... beberapa lampu itu digunakan oleh pengendara sepeda di kota besar, memang tujuannya adalah memberikan sinyal arah saat mereka ingin berbelok di persimpangan" Kakek Sugiono memberikan pengertian kepada Emma.

"memang bermanfaat lampu-lampu itu bagi pengendara sepeda kan?" Tanya Emma.

"Ya... betul sekali" jawab Kakek Sugiono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun