"Bagaimana caranya, Sarah?" Tanya Ben yang merasakan putus asa itu.
"Kamu bisa melatih dirimu sendiri untuk mengendalikan kecepatan pikiranmu. Bukan berarti kamu harus memperlambat dirimu, tapi mencoba menyesuaikan kecepatanmu agar bisa berada di ritme yang sama dengan orang-orang di sekitarmu. Menjadi pendengar yang baik dan menghargai waktu mereka" Jawab Sarah yang berusaha memberikan jalan keluar untuk Ben.
"Aku akan mencobanya. Aku ingin kembali merasakan kehidupan dengan semua keindahannya dan memiliki keterkaitan dengan orang lain" Ben melihat sebuah jalan keluar dari kehampaan yang ia rasakan.
"Aku tahu kamu bisa melakukannya, Ben. Kamu memiliki tekad dan kecerdasan yang luar biasa. Ingatlah, hidup bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang makna dan hubungan yang kita bangun dengan orang lain" hibur Sarah, yang berusaha menyemangatinya.
"Terima kasih, Sarah. Aku beruntung memiliki seseorang sepertimu yang selalu mendukungku" Ben tersenyum, ia merasa bahagia karena Sarah selalu hadir disaat ia membutuhkannya.
"Ben. Aku selalu di sini untukmu., aku akan selalu mendengarkan. Bersama-sama, kita akan menemukan jalan menuju kehidupan yang lebih baik" Jawab Sarah.
"Sarah... Kita akan menghadapinya bersama dan menciptakan kehidupan yang penuh dengan makna" Sahut Ben sambil memeluk Sarah.
Aku berusaha hidup dalam keseimbangan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kecepatan pikiranku telah melambung tinggi, aku menghargai arti pentingnya dari melambat, menikmati setiap momen, dan membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang disekitarku yang memang lambat.
Hidup ini bukan hanya tentang kecepatan, namun menghargai orang lain dan menikmati kejadian-kejadian di setiap detiknya, meskipun itu terasa lambat, meskipun itu membosankan, karena kita hanya dapat melaju kedepan, apalah arti sebuah kecepatan tanpa momen berharga di dalamnya.
-TAMAT-
M.I