Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Muchaya
Muhammad Iqbal Muchaya Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Berani mencoba mencari perubahan pada diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenakalan Remaja, Cermin Krisis Moral Generasi Muda

2 Mei 2024   21:35 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:38 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad Iqbal Muchaya
S1 Akuntansi
Universitas Pamulang


Abstrak:

            Kenakalan remaja merupakan fenomena yang semakin memprihatinkan di tengah masyarakat kita. Mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga tindak kriminal lainnya, seolah menjadi cermin dari krisis moral yang sedang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji akar permasalahan dan dampak dari kenakalan remaja, serta menawarkan solusi komprehensif untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi.

            Melalui pendekatan kualitatif dan studi literatur, artikel ini menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kenakalan remaja, seperti lemahnya pengawasan orang tua, pengaruh buruk lingkungan pergaulan, serta minimnya penanaman nilai-nilai moral dan karakter di lingkungan keluarga dan sekolah. Selain itu, artikel ini juga memaparkan dampak negatif dari kenakalan remaja, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat secara luas.

            Sebagai solusi, artikel ini menekankan pentingnya peran orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam membangun karakter generasi muda. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain: penguatan pengawasan dan komunikasi dalam keluarga, pengembangan kurikulum pendidikan karakter di sekolah, serta pembentukan lingkungan sosial yang kondusif bagi tumbuh kembang remaja. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan krisis moral yang sedang melanda generasi muda dapat segera diatasi, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

kata kunci : Kenakalan remaja, Krisis moral, Pengawasan orang tua, Lingkungan pergaulan, Nilai-nilai moral

Pendahuluan:

            Belakangan ini, kita sering dikejutkan dengan berita-berita tentang kenakalan remaja yang semakin memprihatinkan. Dari tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, hingga tindak kriminal seperti pencurian dan penganiayaan, seolah menjadi pemandangan yang lumrah di kalangan generasi muda kita. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, pada tahun 2021 terdapat 1.264 kasus kenakalan remaja, meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.079 kasus.

            Fenomena ini tentu menjadi cermin akan adanya krisis moral yang melanda generasi muda saat ini. Pergeseran nilai-nilai etika dan karakter positif, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial, tampaknya semakin terkikis di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital. Generasi muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa, kini justru terjerumus dalam perilaku menyimpang yang dapat membahayakan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

            Memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang komprehensif untuk mengatasi krisis moral di kalangan generasi muda menjadi sangat penting. Artikel ini akan menganalisis faktor-faktor penyebab kenakalan remaja serta menawarkan alternatif solusi yang dapat diterapkan untuk mengembalikan jati diri dan moral generasi penerus bangsa.

            Kenakalan remaja, adalah tindakan berpartisipasi dalam perilaku yang melanggar hukum sebagai anak di bawah umur atau individu yang lebih muda dari usia dewasa menurut undang-undang. Tindakan-tindakan ini akan dianggap kejahatan jika pelakunya berusia lebih tua. Istilah nakal biasanya mengacu pada kenakalan remaja, dan juga digeneralisasikan untuk merujuk pada anak muda yang berperilaku tidak dapat diterima.

  • Kenakalan remaja, atau pelanggaran, sering kali dipisahkan menjadi tiga kategori:
  • kenakalan, kejahatan yang dilakukan oleh anak di bawah umur, yang ditangani oleh pengadilan anak dan sistem peradilan
  • perilaku kriminal, kejahatan yang ditangani oleh sistem peradilan pidana
  • pelanggaran status , pelanggaran yang hanya digolongkan demikian karena hanya anak di bawah umur yang dapat melakukannya. Salah satu contohnya adalah kepemilikan alkohol oleh anak di bawah umur. Pelanggaran-pelanggaran ini juga ditangani oleh pengadilan anak.

Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya tingkat Kenakalan Remaja pada saat ini diantaranya yaitu :

1. Faktor Situasional

Sebagian besar faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja cenderung disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor-faktor tambahan yang dapat menyebabkan seorang remaja mengalami kenakalan remaja yakni:

  • Status sosial ekonomi yang buruk atau rendah
  • Kesiapan/kinerja sekolah yang buruk dan/atau kegagalan dan penolakan teman sebaya .
  • Aktivitas nakal, khususnya keterlibatan dalam geng remaja , mungkin juga disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan atau kesulitan keuangan.

2. Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor Lingkungan Keluarga yang memungkinkan dapat mempunyai pengaruh terhadap pelanggaran atau kenalakalan remaja yakni:

  • Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
  • Konflik dan perceraian orang tua
  • Pola asuh yang terlalu permisif atau otoriter
  • Kurangnya komunikasi dan keterlibatan orang tua dalam kehidupan remaja
  • Pengaruh Teman Sebaya

3. Pengaruh Teman Sebaya

Penolakan teman sebaya pada masa kanak-kanak juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Penyebab lain dari pengaruh teman sebaya yakni: 

  • Penolakan dapat memengaruhi kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan baik dan sering kali membuat mereka tertarik pada kelompok teman sebaya yang antisosial.
  • Pergaulan dengan kelompok anti-sosial sering kali mengarah pada promosi perilaku kekerasan, agresif, dan menyimpang.
  • Tekanan untuk mengikuti gaya hidup dan perilaku teman-teman
  • Kurangnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua terhadap pergaulan remaja

4. Masalah Psikologis

Anak-anak nakal seringkali didiagnosis dengan kelainan yang berbeda-beda. Sekitar enam hingga enam belas persen remaja laki-laki dan dua hingga sembilan persen remaja perempuan mengalami gangguan perilaku. Hal tersebut yang bisa menjadi faktor munculnya sifat dan perilaku menyimpang. Beberapa hal yang memicu masalah psikologi diantaranya :

  • Rendahnya harga diri dan kepercayaan diri
  • Depresi, kecemasan, dan stres yang tidak terkelola dengan baik
  • Kurangnya keterampilan dalam mengelola emosi dan menyelesaikan masalah

5. Pengaruh Media dan Teknologi

Media Sosial sering sekali menjadi konsumsi sehari - hari baik anak -- anak, remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan tingkat kenakalan remaja melalui pengaruh Media dan Teknologi yaitu :

  • Paparan konten negatif dan berbahaya melalui media sosial.  Konten media, seperti film, video game, atau internet yang menampilkan kekerasan dan perilaku menyimpang, dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku remaja. Mereka dapat meniru apa yang mereka lihat di media.
  • Kurangnya kontrol dan pengawasan orang tua terhadap penggunaan media digital

6.  Lemahnya Sistem Pendidikan dan Penegakan Hukum

Salah satu hal yang menjadi salah satu faktor meningkatnya Kenakalan Remaja merupakan Lemahnya Sistem Pendidikan dan Penegakan Hukum. Faktor yang menyebabkannya yaitu :

  • Kurangnya program dan kegiatan yang dapat menyalurkan minat dan bakat remaja
  • Kurangnya peran sekolah dalam memberikan bimbingan dan konseling
  • Lemahnya penegakan hukum dan sanksi yang kurang tegas terhadap kenakalan remaja

            Kenakalan remaja dapat memberikan dampak buruk baik bagi individu pelaku maupun masyarakat secara luas. Berikut adalah beberapa dampak negatif dari kenakalan remaja:

1.  Dampak bagi individu pelaku:

  • Dapat menghambat perkembangan moral dan karakter. Perilaku nakal akan menghambat pembentukan nilai-nilai positif dan tanggung jawab pada diri remaja.
  • Dapat menimbulkan masalah hukum dan terkena sanksi pidana jika melakukan tindakan kriminal.
  • Dapat mengganggu prestasi akademik dan menghambat pencapaian masa depan yang lebih baik.
  • Dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental, seperti kecanduan narkoba, alkohol, atau depresi.
  • Dapat merusak hubungan dengan keluarga dan teman-teman.

2.  Dampak bagi masyarakat:

  • Dapat meningkatkan angka kriminalitas dan gangguan keamanan di lingkungan masyarakat.
  • Dapat menimbulkan kerugian materi dan non-materi bagi korban tindakan kenakalan remaja.
  • Dapat merusak citra dan reputasi generasi muda di mata masyarakat.
  • Dapat menghambat kemajuan dan pembangunan suatu daerah atau negara jika kenakalan remaja tidak dapat diatasi.

Secara keseluruhan, kenakalan remaja dapat berdampak buruk bagi perkembangan moral, masa depan, dan integritas generasi muda. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah sosial yang lebih luas di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan kenakalan remaja perlu dilakukan secara komprehensif oleh berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah.

Solusi Mengatasi Kenakalan Remaja

            Dalam hal ini untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak.

Pertama, orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka. Komunikasi yang baik, keteladanan, dan pemberian kasih sayang yang cukup akan membantu remaja tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Kedua, sekolah harus berperan aktif dalam membentuk karakter dan moral remaja melalui pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler, dan program-program pembinaan. Pihak sekolah juga harus bekerja sama dengan orang tua untuk memantau perkembangan siswa.

Ketiga, pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja. Penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga, serta pembinaan keagamaan dan keterampilan, dapat menjadi alternatif untuk mengisi waktu luang remaja dengan kegiatan yang positif.

Penutup :

Kenakalan remaja yang semakin meningkat akhir-akhir ini merupakan cermin dari krisis moral yang sedang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Berbagai tindakan negatif seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, bullying, dan perilaku menyimpang lainnya menunjukkan adanya degradasi nilai-nilai karakter yang seharusnya dimiliki oleh para remaja.

Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif oleh berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah. Penguatan pendidikan karakter, pengawasan yang lebih ketat, serta pemberian teladan yang baik dari orang-orang di sekitar remaja menjadi kunci untuk mengembalikan moral generasi muda.

Jika krisis moral ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi untuk membangun generasi muda yang berakhlak mulia dan mampu menjadi penerus bangsa yang lebih baik kedepannya dan berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.

Daftar Rujukan :

  • Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (2022). Data Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Perlindungan Anak Tahun 2021. Diakses dari https://www.kpai.go.id/publikasi/data-kasus
  • Lickona, T. (2012). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam.
  • Giddens, A. (2003). Runaway World: How Globalization is Reshaping Our Lives. New York: Routledge.
  • Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2005). What Works in Character Education: A Research-Driven Guide for Educators. Washington, DC: Character Education Partnership.
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Juvenile_delinquency

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun