Mohon tunggu...
Iqbal Hidayatullah
Iqbal Hidayatullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STIBA

You Only Life Twice

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Mencintai Rasulullah dan Balasannya

20 Desember 2020   20:22 Diperbarui: 20 Desember 2020   20:40 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ayat ini menunjukan secara tegas, bahwa manifestasi cinta kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- adalah dengan mengikuti ajaran beliau. Dengan itulah, kita bisa meraih cinta Allah kepada kita.

Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: "Orang-orang yang memiliki tiga hal berikut, pasti merasakan manisnya iman: Hendaknya Allah dan RasulNya lebih dia cintai dari segalanya; tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah; benci kembali kepada kekafiran, seperi kebencian seseorang bila dicampakkan ke dalam api." (HR. Bukhari).

Dalam hadist lain: "Tak seorangpun dikatakan beriman, sebelum ia mencintai diriku lebih daripada dia mencintai anaknya, orang tuanya atau seluruh orang di dunia." (HR. Ibnu Hibban)

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abdullah bin Hisyam berkata: "Kami pernah bersama Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-. Saat itu beliau memegang tangan Umar bin Al-Khathab, Umar berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, engkau pasti lebih aku cintai lebih dari cintaku kepada segalanya kecuali kepada diriku sendiri. Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: Tidak! Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamannya, itu tidak cukup sebelum engkau mencintaiku melebihi dirimu sendiri." Maka Umar berkata: 'Demi Allah, sekarang aku mencintaimu melebihi diriku sendiri.' Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: "sekarang (sudah sempurna imanmu) wahai Umar.'"

Di dalam Al-Qur'an, Allah juga berfirman, yang artinya: "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta usaha yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya serta berjihad di jalannya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah: 24).

Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa, maksud firman Allah: "Lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya serta dari berjihad di jalannya, maka tunggulah" , yaitu "...tunggulah bencana dan siksaan dariNya yang akan menimpamu."

Cinta kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- pasti memberikan buah yang manis. Ia tak mungkin hanya tergambarkan dalam euforia sesaat, dalam pembuktian yang bermuatan hal yang sia-sia. Diantara buah tersebut yaitu:

1. Cinta kepada Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- menyebabkan seseorang merasakan manisnya iman.

Allah telah menetapkan beberapa cara agar seseorang bisa merasakan manisnya iman. Di antara cara-cara tersebut adalah mencintai Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- lebih dari mencintai semua makhluk. Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda: "Tiga hal jika ada pada diri seseorang, maka ia akan memperoleh manisnya iman, hendaknya Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada yang lain. Hendaknya ia tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah, dan hendaknya ia benci kepada kekufuran melebihi kebenciannya untuk dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari dan Muslim).

Cinta Rasul, melahirkan manisnya iman. Dengan cinta itu, seorang mukmin akan merasakan betapa indahnya kehidupan sebagai insan beriman. Dengan cinta Rasul, seorang mukmin akan merasakan sentuhan kasih sayang Allah dalam lubuk jiwanya, dalam dasar keimanannya. Sehingga rasa tentram, indah dan nikmat yang tidak terbayangkan, hanya mampu dirasakan, namun sulit untuk di ungkapkan. Itulah salah satu dari keajaiban rasa cinta. Maha Suci Allah!

2. Dapat menyetai Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- di Akhirat karena cinta kepada beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun