Fluxus terus beroperasi di bawah Marcuinas, meski banyak anggota yang keluar. Marcuinas terus mengembangkan idenya menjadi berbagai produk media baru. Pada tahun 1969, Joe Jones membuka toko musik bernama "JJ Music Store" yang berarti "Tone DeafMusic Store" di Jepang dan memiliki mesin musik drone berulang.
Fluxus berakhir pada tahun 1978 dengan kematian pendirinya akibat komplikasi kanker pankreas. Marcuina membagikan pemikirannya tentang Fluxus dalam sebuah wawancara video dengan salah satu artis Fluxus, Larry Miller.
Berbagai penampilan seniman Fluxus dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan kapan saja. Duduk cantik dan meneteskan air ke dalam ember hanya butuh niat. Agaknya, ini tidak membutuhkan keahlian khusus yang rumit.
Namun, hasil akhirnya tidak pernah menjadi fokus utama dari karya-karya yang diciptakan oleh para seniman fluxus. “Cut Piece” dan “Drip Music” menunjukkan bahwa seni tidak harus memiliki nilai yang mulia atau mewah. Dalam prosesnya, Yoko Ono dan George Brecht berusaha membangkitkan kesadaran semua orang bahwa seni dan kehidupan adalah satu kesatuan.
Anggota Fluxus menekankan masalah bentuk makna yang muncul dari hubungan antara seniman, karya seni dan publik atau apresiator. Hal ini secara implisit bertentangan dengan anggapan bahwa hasil akhir adalah hal terpenting dari sebuah karya seni.
Dengan kata lain, Fluxus menekankan pada proses seni, bukan pada hasil akhirnya. Pada tahun 1978, George Maciunas meninggal. Namun, sebelum kematiannya, Maciunas meminta anggotanya untuk mengadakan pertunjukan segera setelah prosesi pemakamannya.
Pada 13 Mei 1978, keinginan sang pendiri terkabul. Seniman Fluxus tampil dalam prosesi yang dikenal sebagai pemakaman Flux. Pertunjukan tersebut juga merupakan titik akhir dari perjalanan Fluxus.
Aspirasi dan semangat Fluxus berdampak signifikan pada ekosistem seni internasional, meski tidak berumur panjang. Dengan mendobrak sekat-sekat yang membatasi apresiasi seni, Fluxus memberikan kontribusi besar untuk mendekatkan seni dengan kehidupan sehari-hari dalam ruang dan waktu. Selain itu, Fluxus juga turut membina generasi seniman selanjutnya untuk menghasilkan karya yang lebih kreatif dan inovatif.
Salah satu seniman yang awalnya bergabung dengan gerakan ini adalah Yoko Ono yang mempresentasikan karyanya melalui performance art.jiwa gerakan Fluxus, karena seniman yang terlibat tidak mempresentasikan karyanya melalui museum atau galeri seperti seniman pada umumnya.
Pohon itu ditanam sebagai salah satu dari Karya tersebut diberi nama Wish Tree, sebuah karya yang diangkat dari ide lama Yoko Ono, istri mendiang vokalis Beatles John Lennon pada tahun adalah sebuah pohon dengan buah keinginan tergantung dari setiap Art Jog.
Mereka menuliskan keinginan mereka di atas kertas kecil yang diberikan oleh Namun, karya tersebut sudah dipamerkan di banyak negara, kata kurator Art Jog Wish Tree hanyalah salah satu dari 8.103 karya Art Jog.Tema adalah Infinity in Flux: loop tak berujung yang menghubungkan artis dan penonton, dengan partisipasi 6-28.Art Jogis Yoko Ono terpilih kali ini sebagai Pada tahun 1978, salah satu tokoh lainnya yaitu Manciuna meninggal dunia yang menyebabkan berakhirnya kelompok Fluxus untuk tampil di pemakamannya, dan pertunjukan itu dikenal sebagai "Fluxfuneral" Meskipun gerakan ini tidak mendapat reaksi yang sangat positif pada saat itu, karena seni selalu dianggap mahal, Fluxus memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan seni rupa kontemporer.karya segar yang berbeda untuk meramaikan dunia seni rupa saat ini.