Buku ini membahas bagaimana masyarakat Florence dalam membentuk kekuatan militer yang dipimpin oleh beliau untuk menggulingkan kekuasaan Medici. Dijelaskan bahwa tidaj ada bahaya yang lebih besar dari memperluas bagian depan pasukan kecuali memiliki bala tentara yang pemberani.Â
Selain itu juga, beliau menjelaskan beberapa taktik berperang seperti yang dilakukan Caesar di Galia, yaitu jika jumlah musuh lebih sedikit, maka harus mencari tempat terbuka sehingga tidak hanya mengelilingi musuh, tetapi juga memperluas barisan. Hal ini dikarenakan, pasukan tidak bisa memaksimalkan potensinya apabila mereka berada dimedan yang sulit.Â
Oleh karena itu orang romawi hampir selalu mencari lapangan terbuka untuk menghindari medan yang sulit untuk berperang. Machiavelli juga memiliki pemikiran Asiatik Kuno, antara lain pemikiran untuk melukai musuh.Â
Pemikiran ini dibuat dalan 2 cara yaitu kepadatan barisan dengan menempatkan pasukan bersenjata lengkap didepan dan untuk membuat mental musuh down dengan cara mengirimkan bantuan bala tentara baru, sehingga musuh menjadi ketakutan, bahkan kadangkala membawa hewan yang tidak memiliki keguanaan untuk menyerang namun terlihat menakutkan. Metode ini pernah digunakan oleh Minicius Rufus dan Accilus Glabrius.
Dalam ajaran Machiavelli tentang sebuah negara dan hukum dikemukakan didalam sebuah bukunya yang berjudul II Principle yang artinya adalah seorang raja dan sebuah buku untuk raja.Â
Buku tersebut diartikan untuk menjadikan suatu tuntutan atau pedoman bagi seorang raja untuk menjalankan pemerintahan, agar raja bisa menjalankan sebuah pemerintahan dengan baik, untuk bisa menyatukan negara Itali yang dulunya sebuah kekacauan dan negara yang terpecah belah.Â
Dalan hal ini Machiavelli menyebutkan dibukunya secara tegas bahwa asas kesusilaan dan asas kenegaraan tidak dapat saling dikaitkan. Karena hal ini dapat merugikan perseorang atau bahkan merugikan kepentingan negaranya jika dua hal itu saling dikaitkan untuk suatu alasan apapun. Dalam buku tersebut juga dimana menjelaskan pendirian Machiavelli terhadap asas moral dan kesusilaan di dalam susunan ketatanegaraan.Â
Dia menunjukan secara tegas bahwa pemisah diantara asas kenegaraan dan asas kesusilaan berarti bahwa orang dalam lapangan ilmu kenegaraan tidak perlu lagi mengkhawatirkan atau memperhatikan asas kesusilaan. Orang bahkan negara itu sendiri kepentingannya akan dirugikan apabila tidak berbuat demikian.Â
Didalam buku The Prince dijelaskan pula bahwa untuk kerebut suatu kekuasaan merupakan hal yang mudah  namum sangat sulit untuk mempertahankan.Â
Segala bentuk perlawanan harus di singkirkan secara cepat dan kejam , namun pada akhirnya, keamanan wilayah akan tercapai. Seorang pangeran harus memenangkan hati rakyat dan menghilangkan segala jenis permusuhan terlebih apabila sebagai pemimpin, penguasa dapat meningkatkan pasukan militer nya sendiri tanpa memerlukan militer tambahan dari orang lain. Untik menjadi sukses seorang pangeran harus membaca sejarah, belajar perang, dan mengetahui negerinya sendiri.Â
Dia harus memberikan penampilan yang baik namun juga harus tahu kapan menjadi jahat. Penguasa tidaj perlu khawatir akan dianggap kejam karena ketakutan adalah satu satunya hal yang dapat dikendalikan. Seorang pangeran harus bersedia menggunakan kelicikan dan penipuan jika diperlukan. Pangeran harus memiliki tujuan yang jelas dan teguh.Â