Mohon tunggu...
Mohamad IqbalFerliansyah
Mohamad IqbalFerliansyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa FISIP UNSRI

UNSRI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Pemikir Seorang Filsuf dan Karyanya, Nicollo Machiavelli: The Art of War and The Prince

3 Desember 2021   02:50 Diperbarui: 3 Desember 2021   03:01 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Mohamad Iqbal Ferliansyah
NIM: 07041281924083

Dinamika perkembangan politik internasional yang terjadi tentu dapat digambarkan melalui disiplin ilmu hubungan internasional yang tidak lepas dari pemikiran para tokoh filsuf seperti Thucydides, Hobbes, Niccolo Machiavelli, dan lain-lain. Tokoh yang menarik perhatian saya untuk di bahas dalam paper ini adalah Nicollo Machiavelli. 

Sebagai salah satu dari beberapa filsuf besar yang berpengaruh dalam pemikiran realisme klasik, Niccolo Machiavelli hadir sebagai figur utama dalam realitas teori politik. 

Beliau juga telah menghasilkan beberapa buku seperti The Art of War dan The Prince yang mengambarkan situasi perang dan bagaimana taktik perang untuk memenangkan perperangan. 

Buku yang ditulis oleh Machiavelli pada awalnya ditulis dengan harapan dapat membenahi situasi perpolitikan dinegara Italia. Kemudian menjadi buku-buku tersebut digunakan secara umum dalam berpolitik pada masa itu.

Niccolo Machiavelli sendiri dilahirkan pada tanggal 3 Mei 1469 di kota Florence, Italia. Pada saat itu Italia menjadi empat negara kota bagian. Machiavelli lahir dalam keluarga yang terpandang dan ia merupakan seorang putra dari ahli hukum, namun keluarha mereka bukanlah yang hidup bergelimang harta. 

Hal tersebut dikarenakan profesi ayah Machiavelli sebagai ahli hukum dilarang, sehingga keluarganya pun mengalami kebangkrutan. Sehingga ayahnya bekerja menawarkan jasanya dengan harga murah dan secara rahasia. Machiavelli pun tumbuh sebagai figur yang cemerlang dan memiliki profesi sebagai seorang diplomat. 

Niccolo Machiavelli mendapatkan jabatan tinggi di kerajaan Florence pada usia 29 tahun. Ia menjabat selama 14 tahun lamanya dan menjalankan misi tugasnya dengan cara berdiplomatik pada waktu pengasingan keluarga Medici. 

Ketika keluarga Medici kembali berkuasa pada tahun 1512, Machiavelli diberhentikan dan masuk penjara sebentar. Dia kemudian menulis buku The Prince, sebuah buku pegangan yang mengambarkan situasi politik yang licik, kejam, dan egois. 

Melalui bukunya, Machiavelli pun mengisnpirasi istilah "Machiavellian" bagi khalayak umum dan negara menetapkan Machiabelli sebagai "bapak teori politik modern". Dia juga menulis beberapa buku seperti The Art of War, serta puisi dan drama. 

Machiabelli pun berupaya untuk membangun militer dalam menggulingkan kekuasan keluarga Medici, namul hal tersebut gagal dan membuat Machiavelli harus dipenjara dan disiksa, serta perannya yanh aktif dalam politik juga ikut ditutup. Ditahun-tahun terakhirnya, Machiavelli tinggal disebuah desa kecil diluar florence. Dia meninggal dikota pada tanggal 21 Juni 1527, ia dimakamkan disebuah gereja Santa Croce di Florence.

Menurut teori politik Machiavelli dalam sudut pandang realisme, hak didalam politik bisa diraih dalam dua kegunaan yang pertama ada kerabat dari keluarga penguasa, atau yang kedua melalui penaklukan. Selanjutnya, pemerintah dapat melakukan keterangan dalam memperoleh dukungan warga. 

Melaui hal ini, Machiavelli mengatakan bahwa sebuah negara hanya memerlukan pemerintahan dengan metode licik dan intinya dapat menjelaskan segala permasalahan melalui cara apapun. 

Machiavelli juga menambahkan bahwa pemimpin harus bersandiwara memperlihatkan nilai baik didalam diri sendiri terutama mempunyai sifat yang pemurah, jujur dalam segala bekerja, punya sifat kemanusiaan, baik dan patuh agama. 

Seseorang penguasa tidak diperlukan mempunyai semua sifat yang baik tetapi "seakan-akan memiliki sifat baik" karena seseorang hanya menilai dengan apa yang dilihat. Didalam sebuah tokoh penguasa harus mengikuti kondisi. Moral harus diabaikan jika hal tersebut memang perlu. 

Niccolo Machiavellu juga percaya bahwa para pemimpin selalu berusaha mengambil keuntungan dan mencegah kepentingan negara lain bagi negaranya. 

Untuk itu, para pemimpin negara perlu menggunakan dua cara penting dalam menjalankan politik luar negeri, yaitu dengan kekuuasaan dan penipuan. 

Pemimpin membutuhkan kekuasaan karena ketika mereka kuat, merska mampu mempertahankan negaranya dan mengejar kepentingan nasionalnya. Menggunakan penipuan dalam kebijakan luar negeri juga membantu para pemimpin untuk tidak melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan bagi negara mereka. 

Para pemimpin negara perlu memahami dengan baik tentang saingan atau pesaing mereka sehingga mudah bagi mereka untuk memenangkan saingan atau pesaing mereka. Selain itu memiliki asusmi bahwa dunia adalah tempat berbahaya, namun ada juga peluang didunia.

 Karena itu, untuk bertahan hidup negafa harus mengetahui bahayanya agar dapat bertahan hidup, atau negara harus menyadari peluang sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut.

Lebih lanjut ia mengomentari pemimpin agar tidak menjalankan politik luar negeri sesuai prinsip agama seperti kasih sayang terhadap sesama, damai,dan menghindari perang kecuali membela diri, karena prinsip tersebut dapat menyebabkan negara mereka hancur.

Dalam melihat situasi politik, Machiavelli telah menuangkan hasil pemikirannya melalui beberapa buku, salah satu buku yang akan saya bahas adalah The Art of War yang dimana didalam buku ini mengulik bagaimana strategi dan membahas mengenai seni berperang. Machiabelli menghasilkan pemikiran mengenai perang melalui buku yang berjudul seni berperang apabila ditranslate kedalam bahasa Indonesia. 

Buku ini membahas bagaimana masyarakat Florence dalam membentuk kekuatan militer yang dipimpin oleh beliau untuk menggulingkan kekuasaan Medici. Dijelaskan bahwa tidaj ada bahaya yang lebih besar dari memperluas bagian depan pasukan kecuali memiliki bala tentara yang pemberani. 

Selain itu juga, beliau menjelaskan beberapa taktik berperang seperti yang dilakukan Caesar di Galia, yaitu jika jumlah musuh lebih sedikit, maka harus mencari tempat terbuka sehingga tidak hanya mengelilingi musuh, tetapi juga memperluas barisan. Hal ini dikarenakan, pasukan tidak bisa memaksimalkan potensinya apabila mereka berada dimedan yang sulit. 

Oleh karena itu orang romawi hampir selalu mencari lapangan terbuka untuk menghindari medan yang sulit untuk berperang. Machiavelli juga memiliki pemikiran Asiatik Kuno, antara lain pemikiran untuk melukai musuh. 

Pemikiran ini dibuat dalan 2 cara yaitu kepadatan barisan dengan menempatkan pasukan bersenjata lengkap didepan dan untuk membuat mental musuh down dengan cara mengirimkan bantuan bala tentara baru, sehingga musuh menjadi ketakutan, bahkan kadangkala membawa hewan yang tidak memiliki keguanaan untuk menyerang namun terlihat menakutkan. Metode ini pernah digunakan oleh Minicius Rufus dan Accilus Glabrius.

Dalam ajaran Machiavelli tentang sebuah negara dan hukum dikemukakan didalam sebuah bukunya yang berjudul II Principle yang artinya adalah seorang raja dan sebuah buku untuk raja. 

Buku tersebut diartikan untuk menjadikan suatu tuntutan atau pedoman bagi seorang raja untuk menjalankan pemerintahan, agar raja bisa menjalankan sebuah pemerintahan dengan baik, untuk bisa menyatukan negara Itali yang dulunya sebuah kekacauan dan negara yang terpecah belah. 

Dalan hal ini Machiavelli menyebutkan dibukunya secara tegas bahwa asas kesusilaan dan asas kenegaraan tidak dapat saling dikaitkan. Karena hal ini dapat merugikan perseorang atau bahkan merugikan kepentingan negaranya jika dua hal itu saling dikaitkan untuk suatu alasan apapun. Dalam buku tersebut juga dimana menjelaskan pendirian Machiavelli terhadap asas moral dan kesusilaan di dalam susunan ketatanegaraan. 

Dia menunjukan secara tegas bahwa pemisah diantara asas kenegaraan dan asas kesusilaan berarti bahwa orang dalam lapangan ilmu kenegaraan tidak perlu lagi mengkhawatirkan atau memperhatikan asas kesusilaan. Orang bahkan negara itu sendiri kepentingannya akan dirugikan apabila tidak berbuat demikian. 

Didalam buku The Prince dijelaskan pula bahwa untuk kerebut suatu kekuasaan merupakan hal yang mudah  namum sangat sulit untuk mempertahankan. 

Segala bentuk perlawanan harus di singkirkan secara cepat dan kejam , namun pada akhirnya, keamanan wilayah akan tercapai. Seorang pangeran harus memenangkan hati rakyat dan menghilangkan segala jenis permusuhan terlebih apabila sebagai pemimpin, penguasa dapat meningkatkan pasukan militer nya sendiri tanpa memerlukan militer tambahan dari orang lain. Untik menjadi sukses seorang pangeran harus membaca sejarah, belajar perang, dan mengetahui negerinya sendiri. 

Dia harus memberikan penampilan yang baik namun juga harus tahu kapan menjadi jahat. Penguasa tidaj perlu khawatir akan dianggap kejam karena ketakutan adalah satu satunya hal yang dapat dikendalikan. Seorang pangeran harus bersedia menggunakan kelicikan dan penipuan jika diperlukan. Pangeran harus memiliki tujuan yang jelas dan teguh. 

Dia harus mendorong kegiatan perdagangan dan pertanian rakyatnya, menghibur rakyatnya dengan tontonan dan perayaan dan memberi penghargaan terhadap mereka yang menghormati negaranya. Machiavelli menyimpulkan akhir buku the Prince dengan menyatakan bahwa diperlukan seorang pemimpin yang akan mengikuti nasihat dalam buku untuk menaklukan Italia dan mebesakan dari kaun barbar.

Seni perang sejatinya memiliki lima poin dalam hal militer, yaitu: Strategi, Taktik Besar, Logistik, Teknik, dan Taktik. Kelima poin tersebut masuk kedalam Hard Power. Sedangkan Soft Power dalam The Art of War yaitu berdiplomasi. Sebelum terjadinya perang, cara diplomasi tentu akan dilakukan terlebih dahulu, apabila diplomasi gagal, maka disanalah kemungkinan perang akan terjadi.

Singkatnya, The Art of War terdiri dari enam, yaitu: Kenegaeawanan dalam hubungannya dalam perang, Strategi, atau seni mengarahkan massa dengan tepat ke atas teater perang baik untuk pertahanan atau invasi, Taktik besar, Logistik atau seni memindahkan pasukan, Teknik yaitu serangan dan pertahanan benteng, dan terakhir adalah Taktik Kecil.

Perang sejatinya bukan ilmu, melainkan seni. Sedangkan strategi, sebagaimana telah dijelaskan, ialah seni yang mendatangkan sebagian besar dari kekuatan pada zona operasi. Taktik merupakan seni yang menggunakan massa dipimpin oleh pawai yang diatur dengan baik. Artinya, seni taktik membuat pasukan bertindak dengan tegas dan dapat menentukan pergerakan dimedan pertempuran. Kapan pasukan harus mundur ataupun kapan pasukan harus mulai menyerang dan bertarung.

Buku The Art of War sejatinya memiliki teori yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang benar, didukung oleh peristiwa perang yang sebenarnya.dan ditambahkan kedalam sejarah militer yang akurat. Jika taktik yang diberikan tidak menghasilkan orang orang hebat, namum setidaknya akan menghasilkan keterampilan mengenai seni perang walaupun tidak secara alami.

Kesimpulannya yang didapat dari buku The Art of War ialah Machiavelli percaya bahwa negara adalah kepentingan pribadj dan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya, namum tetao memiliki peluang. Ia juga menyediakan tata negara bagi para pemimpin negara untuk mereka mengambil keuntjnga atau membawa keamanan bagi negara mereka. 

Sejatinya perang memiliki lima poin dalam hal militer, yaitu: Strategi, Taktik Besar, Logistik, Teknik, dan Taktik. Sedangkan seni perang terdiri dari enam yaitu: Kenegarawanan dalam hubungannya dengan perang, Strategi atau seni mengharahkan masa dengan tepat ke atas teater perang, Taktik Besar, Logistik atau seni memindahkan pasukan, Teknik yaitu serangan dan pertahanan benteng, dan terakhir adalah Taktik Kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Biography.  (June 2020). Niccolo Machiavelli Biography.  Retrivied from https://www.biography.com/scholar/niccolo-machiavelli  (Accessed on 1st December 2021)

UKEssays. (November 2018). An Overview Of the Realism Theory Politics Essay. Retrieved from https://www.ukessays.com/essays/politics/an-overview-of-the-realism-theory-politics-essay.php?vref=1 (Accessed on 2nd December 2021)

Luebering, J. E (July 2019) The summary of The Prince. Retrivied from https://www.britannica.com/topic/The-Prince (Accesed on 3rd August 2021)

Machiavelli, N., & Wood, N. (1965). The Art of War. Indianapolis: Bobbs-Merilril. (Accessed on 1st December 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun