Mohon tunggu...
Iqbal Bahrul Alam
Iqbal Bahrul Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya manusia biasa makan nasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Jean Baudrillard dan Teori Simulacra

22 Oktober 2022   19:30 Diperbarui: 22 Oktober 2022   19:38 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: literariness.org

Selain itu, Anda dapat menciptakan realitas dunia baru di mana segala sesuatu yang diciptakan sebenarnya hanyalah fantasi, ilusi, dan halusinasi agar terlihat seperti kenyataan, melampaui, dan menjadi bentuk referensi bagi masyarakat modern.

Penulis mengenal teori Simulacra oleh Jean Baudrillard dari jurnal "Teori Simulacra Jean Baudrillard Dalam Dunia Komunikasi Media Massa" karya Teguh Saumantri dan Abdu Zikrillah. 

Menurut pemahaman saya, Simulacra merupakan bagian dari fenomena sosial yang mampu merubah hal-hal abstrak menjadi nyata sehingga seseorang yang melihatnya seolah-olah menjadi kenyataan padahal fakta sosialnya belum tentu terwujud. Simulacra adalah ruang dimana simulasi berlangsung. 

Simulacra penuh dengan pengulangan realitas yang berbeda. Tidak dapat dibedakan mana yang asli dan palsu, mana produksi dan hasil produksi. Melalui rutinitas media yang selalu di simulasikan, muncullah sebuah realitas yang menentukan kesadaran sosial yang disebut dengan hyperreality.

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa teori simulacra sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keadaan realita saat ini yang terkena dampak pandemi. Smartphone dengan internet yang memadai telah menjadi kebutuhan dasar manusia, mulai dari pelajar hingga orang dewasa yang bekerja. 

Kebutuhan pokok  sebagai media pembelajaran bagi pelajar dan  pekerja yang juga menggunakan sistem Work From Home (WFH). Namun, tidak banyak orang yang menggunakan internet untuk keperluan lain seperti bermain di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok. 

Namun yang paling ditekankan disini adalah media sosial Instagram dan Tiktok. Ini juga merupakan media untuk ekspresi diri manusia, termasuk fashion, makeup, dan jenis media sosial lainnya. Tidak jarang dikatakan bahwa Instagram dan Tiktok adalah media yang penuh dengan kebohongan karena apa yang tergambar di media sangat berbeda dengan realita kehidupan manusia.

Referensi :

Baudrillard, Jean. 1985. Simulacra and Simulations. London: Sage Publications Ltd., Galilee & University of Michigan

Utoyo, Bambang. 2001. "Perkembangan Pemikiran Jean Baudrillard: Dari Realitas Ke Simulakrum." Universitas Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun