d. Martin Heidegger
Ia memiliki anggapan bahwa eksistensialisme merupakan suatu bagian manusia yang saling berhubungan dengan keberadaan lingkungan dan saling berkaitan dengan humanisme yang memiliki sikap memanusiakan manusia. Ia memiliki pemikiran tentang situasi batas dan situasi batas ini dibagi menjadi empat sub bab yaitu :1. Kematian 2. Penderitaan 3. Perjuangan dan 4. Kesalahan
Menurut ia dari empat hal diatas merupakan faktor  yang menentukan berkembang atau tidaknya eksistensi dalam diri manusia.
e. Gabriel Marcel
Ia adalah seorang filsuf sastrawan dan kritikus yang berasal dari negara Prancis. Ia memiliki anggapan bahwa kita tidak boleh memiliki anggapan dengan mencari keberadaan diri kita sendiri, akan tetapi juga mencari keberadaan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa dalam pemikirannya manusia tidak dapat hidup sendirian melainkan harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya.
f. Paul Tilich
Ia lahir pada tahun 1886 terletak di Chikago. Dalam pemikirannya ia terpusat pada hakikat keberadaan. Ia menyatakan bahwa kecemasan dan ketidakberadaan itu bersifat in heren di dalam pengalaman pengadaan itu sendiri. Dan ia memiliki anggapan bahwa suatu eksistensialisme dapat diartikan sebagai suatu pandangan hidup, gerakan protes dan juga suatu ungkapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H