Mohon tunggu...
Iqbal Dhanu Arta
Iqbal Dhanu Arta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Maju terus walaupun 1% tiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Darurat Literasi

15 Juni 2024   14:32 Diperbarui: 15 Juni 2024   15:29 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva by Hana creative studio

Indonesia Darurat Literasi
Indonesia, negara dengan kekayaan budaya dan bahasa yang luar biasa, menghadapi tantangan serius dalam hal literasi. Meski banyak langkah telah diambil untuk meningkatkan pendidikan, tingkat literasi di Indonesia masih menunjukkan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Pengertian Literasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah "kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari." Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

Kondisi Literasi di Indonesia

Dok PISA 2018
Dok PISA 2018

Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca siswa. Skor rata-rata siswa Indonesia dalam membaca adalah 371, jauh di bawah rata-rata OECD yang sebesar 487. Data ini menunjukkan bahwa banyak siswa di Indonesia belum mencapai tingkat literasi dasar yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, tingkat melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia adalah 96,4%. Namun, angka ini tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan literasi fungsional, yakni kemampuan untuk menggunakan keterampilan membaca dan menulis dalam konteks kehidupan nyata.

Faktor Penyebab

1. Akses Terbatas ke Sumber Bacaan

Menurut data dari Perpustakaan Nasional, pada tahun 2020 hanya terdapat sekitar 90.000 perpustakaan di seluruh Indonesia, dengan banyak perpustakaan di daerah pedesaan yang kekurangan koleksi buku dan fasilitas yang memadai.

2. Kualitas Pendidikan

Berdasarkan laporan dari United Nations Development Programme (UNDP), Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2020 adalah 0,718, menempatkan Indonesia di peringkat 107 dari 189 negara. Indikator pendidikan, termasuk kualitas guru dan kurikulum, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi HDI.

3. Budaya Membaca yang Lemah

Menurut survei dari UNESCO pada tahun 2016, minat baca masyarakat Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61 negara. Survei ini menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya membaca sekitar 0,001 buku per tahun.

4. Teknologi dan Distraksi Digital

Penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% pada tahun 2020 menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Sementara akses ke informasi digital meningkat, banyak anak-anak lebih tertarik pada hiburan digital daripada membaca buku.

Dampak dari Rendahnya Literasi

Rendahnya tingkat literasi memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan sosial dan ekonomi suatu negara. Menurut laporan dari Bank Dunia, rendahnya tingkat literasi di Indonesia berkontribusi pada rendahnya produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Selain itu, literasi yang rendah menghambat kemampuan individu untuk mengakses informasi kesehatan, meningkatkan kesejahteraan, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Upaya Peningkatan Literasi

Untuk mengatasi darurat literasi ini, berbagai langkah perlu diambil oleh pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Peningkatan Akses ke Bahan Bacaan

Membangun dan memperbaiki fasilitas perpustakaan, terutama di daerah-daerah terpencil, serta menyediakan bahan bacaan yang beragam dan berkualitas. Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu inisiatif untuk meningkatkan akses dan minat baca siswa.

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan, serta mengembangkan kurikulum yang lebih menekankan pada keterampilan literasi. Program Indonesia Pintar juga bertujuan untuk mendukung pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu.

3. Mendorong Budaya Membaca

Mengadakan program dan kampanye untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, seperti gerakan literasi nasional, festival buku, dan lomba membaca. Kampanye seperti "Indonesia Membaca" yang digagas oleh pemerintah dan berbagai LSM juga berperan penting dalam mempromosikan budaya membaca.

4. Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak

Mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum pendidikan dan memberikan pendidikan literasi digital kepada anak-anak dan masyarakat umum untuk memanfaatkan teknologi secara produktif. Program-program seperti Rumah Belajar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan sumber belajar digital untuk siswa dan guru.

Kesimpulan
Indonesia menghadapi situasi darurat literasi yang memerlukan perhatian dan tindakan segera dari semua pihak. Meningkatkan literasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperkuat perekonomian, dan mendorong kemajuan sosial. Dengan komitmen dan kerjasama yang kuat, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun