Banyaknya penyelenggaraan seminar dan workshop tentang IT di Bandung, dibarengi dengan komunitas yang cukup banyak dan variatif menjadikan penulis mempertimbangkan kota ini. Penulis menggunakan dua variabel rujukan dalam menentukan kota pilihan. Yaitu beberapa situs dan akun sosial media yang berfokus menginformasikan event IT, dan juga fasilitas terkait (Coworking, penyelenggaraan kursus, dll.). Pengamatan di situs dan akun sosial media mengukur seberapa sering diselenggarakannya acara IT di kota tersebut, walau penulis menyadari bahwa hal tersebut agak subyektif dan tidak dapat akurat sepenuhnya.
3. Infrastruktur Kota
Infrastruktur kota bagi penulis dibagi dua, yakni penunjang mobilitas belajar dan penunjang kota umum.
Penunjang mobilitas belajar, selain banyaknya tempat yang mendukung untuk belajar (Coworking space, dll.) juga hal-hal mendasar yang terkait dengan pembelajaran. Adanya toko buku/pasar buku yang cukup lengkap (di Bandung terdapat pasar buku Palasari, toko buku branded juga tersedia di penjuru kota), transportasi umum yang bisa diandalkan (paling tidak saling menghubungkan antar-kampus atau tempat umum lainnya), ataupun pendukung kegiatan komunitas (Techno Park, dll.).
Sedangkan penunjang kota umum, penulis definisikan adalah terkait dengan kebutuhan dasar dan hiburan. Banyaknya mal yang bertebaran di setiap wilayah kota, pilihan bioskop memadai, tempat olahraga umum, tempat-tempat menarik untuk sekedar jalan menikmati kota, dan hal-hal sepele semacam taman kota ataupun pedestrian yang nyaman.
Apakah Bandung memenuhi semuanya? Tidak ada kota yang sempurna. Bandung dengan segala kekurangannya adalah hal yang patut disyukuri. Syukur adalah kunci karena tanpa itu pada akhirnya malah menimbulkan ketidaknyamanan. Iya, Bandung adalah kota termacet di Indonesia, tapi apakah kita nggrundel karenanya? Tidak. Bagi penulis, justru yang membuat kita nyaman ketika menjelajah sebuah kota adalah memahami setiap kekurangannya dan menikmati segala keindahannya.
4. Prospek Kerja
Biasanya kota berbasis industri memiliki prospek kerja yang lumayan tinggi, maksud prospek bagi penulis adalah banyaknya lowongan yang tersedia di satu daerah tersebut. Bandung adalah salah satu dari kriteria tersebut, banyaknya perusahaan IT yang mendirikan kantornya di Bandung dan dibantu dengan kebijakan pemerintahnya (dalam kasus penulis, Bandung dicanangkan menjadi smart city) akan memaksimalkan peluang yang ada.
Selain itu, dengan lingkungan yang mendukung juga dapat membantu mewujudkan ide besar dalam membangun sebuah startup. Dikelilingi lingkungan akademik yang mendorong ke arah tersebut, kebijakan pemerintah, dan penyuntikan dana akan menumbuhkan startup-startup yang dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Walaupun begitu, pilihan untuk kembali ke kampung halaman adalah sebuah impian. Suatu hari, berharap bisa kembali. Namun begitu, apa salahnya melirik kesempatan di kota impian atau bahkan bisa berjodoh dengan salah seorang penduduknya? *ups
5. Komunitas