Mohon tunggu...
Iqbal Anggia Yusuf
Iqbal Anggia Yusuf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Tasikmalaya

Muslim Poet and Connoisseurs of Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MEMBERI KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

18 Februari 2024   15:43 Diperbarui: 19 Februari 2024   04:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TASIKMALAYA, 18 FEBRUARI 2024 - Kebahagiaan adalah tujuan universal yang diidamkan oleh setiap manusia. Sebagai makhluk sosial, kita cenderung mencari dan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Dalam perspektif Islam, memberi kebahagiaan kepada sesama atau orang lain adalah salah satu tindakan terpuji yang mendapat pahala besar dari Allah. Penulis ingin menjelaskan bagaimana memberi kebahagiaan dalam perspektif Islam dapat meningkatkan hubungan sosial, mendatangkan berkah, dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Pertama, memahami filosofi memberi dalam Islam. Dalam ajaran Islam, memberi kepada sesama adalah salah satu ciri utama kebaikan dan kasih sayang. Islam mendorong umatnya untuk memberikan pertolongan dan kebahagiaan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu." (QS. Al-Insan: 9).

Kedua, memahami kebaikan dalam memberi. Memberi kebahagiaan kepada sesama dalam Islam meliputi berbagai bentuk, termasuk memberikan sedekah, berbagi makanan, memberikan pujian, mengunjungi orang sakit, dan memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda: "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima)." (HR. Muslim).

Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membantu saudaranya, maka Allah akan membantu saudaranya itu. Barangsiapa yang meringankan kesulitan seorang muslim, maka Allah akan meringankan kesulitan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba menolong saudaranya." (HR. Muslim).

Ketiga, hubungan sosial yang harmonis. Memberi kebahagiaan kepada sesama memainkan peran penting dalam membangun hubungan sosial yang harmonis di masyarakat. Ketika kita menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan, maka kita telah menciptakan lingkaran positif di sekitar kita. Tindakan kebaikan ini dapat mempererat ikatan persaudaraan, mengurangi konflik, dan membangun rasa saling percaya antar individu. Kita membentuk lingkungan sosial yang saling mendukung dan menyebarkan nilai-nilai seperti empati, persaudaraan, keterbukaan, dan toleransi. Hal ini mengarah pada tatanan masyarakat yang lebih kuat, damai, dan harmonis secara keseluruhan.

Rasulullah SAW bersabda: "Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan bangunan yang saling menguatkan satu sama lain, sehingga ia merentangkan jarinya yang satu dengan yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menggambarkan pentingnya hubungan sosial yang harmonis di antara umat muslim. Rasulullah SAW menyamakan hubungan antar mukmin dengan bangunan yang kokoh dan saling menguatkan.

Sebagai muslim, tindakan memberi kebahagiaan juga merupakan bentuk ibadah dan perintah Allah yang harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Dengan demikian, mari kita berusaha secara aktif untuk memberi kebahagiaan kepada sesama, karena tindakan ini tidak hanya membawa manfaat dunia saja, tetapi juga mendatangkan pahala yang berlimpah untuk akhirat.

Keempat, mendatangkan berkah dan rezeki. Memberi dalam perspektif Islam diyakini sebagai kunci untuk mendatangkan berkah dan rezeki yang berlimpah dari Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah tidak akan mengurangi harta dan tidak akan mengurangi umur." (HR. Muslim). Ketika kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain, maka Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda dengan keberkahan dalam hidup kita.

Kelima, mendekatkan diri kepada Allah. Memberi kebahagiaan kepada sesama adalah bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam banyak hadis, Rasulullah SAW menekankan tentang pentingnya berbuat baik dan berbagi dengan sesama sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan melakukan ini, maka kita menunjukkan rasa syukur kita atas karunia-Nya dan mencintai sesama makhluk-Nya karena Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).

Keenam, mengatasi diri dan ego. Mengatasi ego dalam Islam adalah salah satu aspek penting dalam upaya menjalani kehidupan yang seimbang, harmonis, dan penuh berkah. Ego atau sifat merasa lebih unggul, sombong, dan terlalu mengutamakan diri sendiri adalah sifat negatif yang perlu dihindari dalam ajaran Islam. Memberi kebahagiaan kepada orang lain juga dapat membantu kita mengatasi ego dan bahkan sifat keserakahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun