Mohon tunggu...
Iqbal Alamsyah
Iqbal Alamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Negeri Jakarta. Menyukai hal-hal berbau lingkungan hidup dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Perilaku Punishment, Avoid, dan Escape dalam Kehidupan Sehari-hari

20 Mei 2022   01:13 Diperbarui: 20 Mei 2022   01:20 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Max Fischer: https://www.pexels.com/

Dalam ilmu Psikologi, kita mempelajari bagaimana manusia belajar. Salah satu cara manusia belajar adalah melalui punishment, avoidance, dan escape. Tanpa disadari, pembelajaran ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari loh. Untuk penjelasan lebih lanjut terkait punishment, avoidance, dan escape, simak artikel ini hingga selesai ya!

1. Apa itu Punishment?

Photo by Monstera: https://www.pexels.com/
Photo by Monstera: https://www.pexels.com/

Punishment atau hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan kemungkinan suatu perilaku diulangi kembali. Ada dua tipe punishment, yaitu positif dan negatif. 

Punishment positif adalah punishment yang mengurangi perilaku karena perilaku diikuti dengan rangsangan yang tidak menyenangkan. Sementara itu, punishment negatif adalah punishment yang mengurangi perilaku karena dihilangkannya rangsangan yang menyenangkan. 

Dengan kata lain, punishment bertujuan agar individu tidak mengulangi perilakunya lagi. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan setelah terjadinya perilaku atau dilakukan dengan menghilangkan rangsangan yang menyenangkan.

Punishment dapat memunculkan perasaan negatif terhadap perilaku yang diberi hukuman karena perilaku ini terasosiasi dengan stimulus yang tidak menyenangkan.

2. Lalu, apa itu Avoid dan Escape?

Photo by Vera Arsic: https://www.pexels.com/
Photo by Vera Arsic: https://www.pexels.com/

Setelah memahami konsep punishment, selanjutnya akan dibahas konsep avoidance dan escape. Avoidance adalah tahapan belajar berperilaku atau merespon yang dilakukan individu untuk menghindari situasi yang membuat stress atau tidak menyenangkan. 

Sedangkan, escape adalah tahapan belajar berperilaku dimana individu melarikan diri dari situasi tidak menyenangkan. Berdasarkan konsep tersebut, avoidance dan escape mungkin terbayang sebagai suatu bentuk perilaku yang sama. 

Hal ini, karena perilaku avoidance dan escape memiliki tujuan yang sama yaitu, melepaskan diri dari situasi atau stimulus yang tidak menyenangkan. Lalu, apa yang membedakan avoidance dan escape? 

Baik avoidance maupun escape, keduanya sama-sama disebabkan oleh kehadiran stimulus atau situasi yang tidak menyenangkan. Namun, respon yang dihasilkan kedua perilaku berbeda sebagai hasil dari proses belajar yang berbeda pula. 

Pada avoidance, respon yang muncul merupakan hasil belajar berperilaku untuk mencegah stimulus atau situasi tidak menyenangkan terjadi. 

Sementara itu, pada escape respon yang muncul adalah perilaku tertentu yang dapat menghentikan stimulus atau situasi tidak menyenangkan yang sudah ada. Selain itu, pada escape respon yang muncul diperkuat oleh adanya penguatan negatif.

3. Contoh Punishment, Avoid,  dan Escape pada Kehidupan Sehari-hari

Photo by Mikhail Nilov: https://www.pexels.com/
Photo by Mikhail Nilov: https://www.pexels.com/

Kita ambil contoh dari kehidupan mahasiswa. Seorang mahasiswa mendapatkan teguran dari dosen karena nilai tugas & ujiannya tidak memenuhi kriteria penilaian. Itu merupakan contoh dari bentuk belajar punishment. 

Seseorang melakukan sebuah tingkah laku dan segera diikuti oleh konsekuensi yang membuat tingkah laku tersebut cenderung untuk tidak diulang lagi pada masa mendatang.

Bertahap dari punishment, contoh dari avoid yaitu mahasiswa tersebut mengerjakan penugasan dan ujian yang diberikan dengan sungguh-sungguh agar memenuhi syarat penilaian kelas dan tidak mendapat teguran dari sang dosen lagi.

Dengan kata lain, penguatan negatif avoidance memunculkan perilaku avoidance (menghindar) mahasiswa tersebut. Pada contoh tersebut, mahasiswa belajar untuk menghindari stimulus atau situasi yang tidak menyenangkan. 

Avoidance juga dapat menghasilkan output yang positif dan negatif. Pada kasus tertentu, avoidance membuat seseorang untuk melakukan yang terbaik agar terhindar dari kesalahan sebelumnya. 

Namun, terdapat kasus juga dimana avoidance sangat ekstrim sehingga seseorang cenderung menjadi acuh dan tidak peduli terhadap kesalahan-kesalahan yang diperbuat.

Terakhir, contoh dari escape yaitu setelah mendapat teguran, mahasiswa tersebut mencoba lebih aktif dalam perkuliahan untuk menutupi kekurangan nilai & terhindar dari teguran sang dosen di masa mendatang. 

Nah, setelah melihat contoh kasus tersebut, baik punishment, escape, maupun avoidance merupakan satu dari banyak hal yang bisa manusia lakukan sebagai bentuk pertahanan diri. 

Perlu diketahui bahwa ketiga perlakuan di atas merupakan contoh dari penguatan yang negatif. Meskipun dikatakan sebagai bagian dari penguatan negatif, perilaku melarikan diri (escape) dan menghindar (avoidance) tidak selamanya menghasilkan output yang buruk pada perilaku seseorang. 

Seperti pada kasus di atas, setelah mendapat teguran dan peringatan dari sang dosen mengenai nilai dan batas kriteria penilaiannya, bisa jadi mahasiswa yang melakukan escape malah mencoba untuk lebih aktif dalam perkuliahannya karena takut mengulang kelas dan tidak ingin terus mendapat teguran dari sang dosen.

Meski begitu, perilaku escape juga turut membuka peluang bagi seseorang untuk mendapatkan output yang jauh lebih buruk. Kecenderungan untuk melarikan diri dari teguran dosen, serta stres perkuliahan mungkin akan membuat mahasiswa untuk melakukan hal yang lebih parah seperti ghosting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun