Mohon tunggu...
Iqbal Abdul
Iqbal Abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Petani

Aku dan literasi sedang mencari informasi mengenai cara Tuhan menghadirkan sesosok kerinduan yang sedang aku perjuangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menatap Senyum yang Memudar

10 November 2024   00:00 Diperbarui: 10 November 2024   00:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyapa dan tersenyum penuh atas perjalanan kehidupan yang seringkali merasa bosan dan jenuh atas apa yang telah berlalu 

Terus berpijak dengan segala hal yang tak bisa di sampaikan oleh ucapan batin 

Seluruh raga dan rasa adalah makna dalam bertahan hidup atas derita masa lalu 

Hingga tak bisa aku temui selangkah pasti yang ada pada diri ini sampai lupa bahwa dalam hidup masih berpikir hidup 

Sejauh apapun ada lawan untuk dilawan, ada jarak untuk di tempuh dan ada perasaan yang akan memudar dalam renung kesadaran 

Kini tak sampai hati untuk berteduh dengan senyum yang ada 

Kini tak sampai hati untuk tersenyum dengan paras yang memudar 

Kini tak sampai hati untuk terlihat baik-baik saja pada hadapan senyum yang memudar

Dan Kini tak sampai hati untuk membaikkan keadaan pada perjalanan yang semakin berjalan semakin tak berujung 

Baca juga: Menatar Kehidupan

Karena terlalu terpukau pada jarak senyum yang memudar penuh duka bahagia 

Kita dalam sebuah jerami penuh dengan kejutan yang akan bertemu pada lembah kebahagian 

Akan datang dari sebuah rasa untuk terus di perjuangan dengan separauh nafas yang ada 

Akan tiba dengan sebuah rasa untuk terus berhenti sejenak untuk mengatakan pada rasa yang pasti dan pada senyuman yang mulai memudar 

Untuk senyum yang akan memudar dengan lelahnya kehidupan, ada pesan dari senyum yang mulai terbit dengan derita "Tuntaskan bahagia mu pada hari ini lepas gelisah dan senyum pudarnya untuk berdendang di linimasa dalam sebuah bahagia"kini

Telah datang sebuah cerita karena ada maksud yang tak indah  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun