Mohon tunggu...
Iqbaal.e Maulana
Iqbaal.e Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa yang Haus akan ilmu dengan senantiasa berdzikir kepada Allah, berkesadaran historis primordial atas relasi Tuhan, manusia, alam berjiwa optimis trasendental sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah kehidupan, berfikir dialektis, bersifat kritis, dan bertindak transformatif.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

KH Abdul Wahab Chasbullah

18 Desember 2024   20:34 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:04 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara terhadap kaum islam modernis, Bung karno semakin lama semakin mengalami keretakan, terutama ketika pasca kemerdekaan beberapa eleman kelompok itu terlibat dalam pemberontakan DI-TII. Dan bekerja sama dengan kekuatan asing untuk menumbangkan kemerdekaan melalui pemberontakan PRRI Permesta.

Bung karno meresa mereka buka teman seideologinya, terbukti bersekutu dengan kekuatan asing merongrong keutuhan Republik, tidak sedikit di antara pemimpinnya yang di tahan. Sementara NU merasa dekat dengan Bung Karno, bukan karna dia berkuasa tetapi kesamaan ideologi yang nasionalistis dan populis. Orang sering salah paham dengan dengan prinsip dasar itu sehingga melihat NU oportunis, hanya mengikuti kebijakan Bung Karno. Padahal NU ikut kabinet karna merasa ideologi dan cita-citanya sama. Pada dasarnya NU tetap kritis terhadap kebijakannya.

Bung Karno ingin membangun pemerintahan yang kokoh dengan didukung kabinet kaki empat. Tetapi NU dengan tegas menolak keterlibatan PKI dalam kabinet. Terbukti belum pernah ada anggota PKI yang bisa jadi menteri hingga Bung Karno jatuh. Hal itu berkat kegigihan NU menentang gagasan Bung Karno tersebut.

Kiai Wahab misalnya pernah mengatakan dalam pidatonya bahwa, "Soekarno tanpa NO (Nahdlatul Oelama, ejaan lama) akan menjadi sukar (susah) menjalankan politiknya. Demikian juga Bung Karno tanpa NO akan menjadi bongkar (didongkel orang).

Ternyata pernyataan itu ada benarnya, saat Bung karno mau menumpas PRRI-Permesta minta dukungan NU dan menang. Begitu juga saat Bung Karno membebaskan Irian Barat, meminta dukungan NU dan berhasil. Namun sebaliknya ketika tuntutan NU pada Bung Karno untuk segera membubarkan PKI, karena partai itu selalu menimbulkan ketegangan gontok-gontok dan konflik sosial di mana-mana, hubungan NU dan Soekarno menjadi renggang maka saat itu Soekarno bergerak tanpa NO, akhirnya Bung Karno dijatuhkan oleh berbagai kekuatan termasuk militer, Mahasiswa termasuk kekuatan asing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun