Mohon tunggu...
Anne Julinda
Anne Julinda Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis, menghidupkan jiwa yang mati

Tuhan bilang, tanpa rasa pahit kopi belum sempurna. Pun kehidupan. Pahit bukan pilihan, karena manis lebih menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dengan Ampas Hitammu Kulukis Pelangi

20 Juli 2020   14:56 Diperbarui: 20 Juli 2020   15:14 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak lagi bertanya pada harapan, 

kapankah ia akan membawamu pulang

Aku berhenti bertanya pada Tuhan, 

akankah Dia membuatmu lelah melanglang

Sejak kau tak di sini

Kopiku beraroma kamboja

Kepergianmu tak bisa kumengerti

Kau tinggalkan secangkir kopi yang belum tandas

Kini ia menjadi monumen pertemuan terakhir kita yang tergegas

Lalu dengan ampas hitamnya kucoba melukis pelangi

Aku ingat kau suka pelangi

Semoga itu cukup untuk membantu langit membawamu pulang kembali 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun