Siang itu kami menghabiskan bakso di gerobak sederhana depan kantor Kejaksaan Negeri Makassar. Selepas itu entah dia butuh waktu berapa lama sebelum bisa kembali menikmati semangkuk bakso karena beberapa jam kemudian kebebasannya terpenjara. Tapi saya ingat kalau dia mengagumi Widji Thukul, mudah-mudahan dia juga seperti idolanya itu. Tak kenal takut dan tak kenal kata menyerah melawan penindasan dan pembungkaman. [dG]
artikel asli diambil dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H